JAKARTA (voa-islam.com) - Aksi penembakan oleh Densus 88 terhadap dua pemuda, Asmar dan Kholil di teras masjid Al Nur Afiah Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban.
Endang istri dari Ahmad Kholil alias Hasan alias Abu Kholid begitu geram dengan aksi biadab Densus 88 yang memberondong suaminya dengan tembakan.
Dirinya menceritakan detik-detik terakhir jelang kesyahidan (insya Allah) sang suami tercinta. Saat itu Kholil begitu begitu ceria bercanda bersama anak-anaknya.
“Orangnya ceria, suka becanda sama anak-anak. Sehari sebelum syahid itu dia tidur siang, saya lihat wajahnya berseri bersih. Lalu saya berfikir, subhanallah kok ini orang wajahnya berseri sekali. Pagi itu selesai saya bantu kerja bikin kue, dia pamitan sama saya mau menengok temannya yang lagi sakit. Tapi kan abah nanti Jum’atan, saya bilang gitu. Lalu dia bilang, insya Allah kalau urusannya cepat saya pulang,” tuturnya kepada voa-islam.com, Senin (7/1/2013).
Lalu seketika ia mendapat firasa buruk ketikan salah seorang teman suaminya menanyakan kapan sang suami pergi?
“Ada teman abahnya yang tanya, abahnya pergi jam berapa, saya masih ingat sekitar pukul 8.30. tapi waktu ditanya saya sudah punya firasat tidak enak, sepertinya ada sesuatu,” ujar ibu empat orang anak ini.
...Bohong itu semua, tidak ada! Itu cuma pembelaan polisi terhadap media massa
Kemudian, Endang mendapatkan kabar bahwa suaminya ditembak justru dari anak sulungnya, Kholid. Ia menangis ketika mendengar kabar ayahnya ditembak Densus 88 dan wajahnya penuh darah.
“Pertama kali yang dapat informasi anak saya Kholid. Waktu mau berangkat shalat Ashar dikasih tahu sama anak santri yang lihat foto milik teman abahnya. Dia bilang kalau muka abahnya itu penuh darah kerena ditembak. Lalu dia pulang, menangis. Saya tanya; kenapa nak? Abahku kata teman-teman mukanya penuh darah kena tembak.
Semakin menambah keyakinannya bahwa suaminya dibunuh Densus 88 ketika berita di media massa mulai tersebar.
Namun menurutnya, pihak kepolisian telah berbohong ketika menyatakan ditemukan senjata api atau geranat tangan. Pasalnya ketika berpamitan suaminya tidak pernah membawa barang yang mecurigakan seperti senjata api
“Bohong itu semua, tidak ada! Itu cuma pembelaan polisi terhadap media massa,” tegasnya.