BIMA (voa-islam.com) - Kantor Polres Bima Kota berikut Polisi Sektor (Polsek) Rasana’e Barat, Asakota, dan Rasana’e Timur, Rabu (9/1/2013) pagi mendadak heboh karena menerima paket yang dicurigai sebagai bom buku. Padahal di sampul paket tertulis identitas lembaga pengirim, yakni Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Wilayah Nusa Tenggara Barat. Tertulis juga penerimanya dan disertai satu lembar surat yang juga kopnya JAT.
Paket itu lalu dikeluarkan dari kantor Polsek dan diletakkan di halaman.Beberapa saat kemudian sejumlah tim gegana dari Brimob Kompi A Bima tiba dilokasi dengan senjata lengkap menggunakan satu mobil barakuda. Mereka terlihat membawa peralatan lengkap untuk evakuasi paket yang tersebut.
“Saya juga belum tau dan ngerti masalahnya, no komen ya. Kita akan bawa dulu ke markas,” jelas Kaden Brimob Kompi A, AKBP Agustinus C Siku saat dimintai tanggapan dilokasi.
Kapolres Bima Kota, AKBP Kumbul KS,SIK,SH yang dimintai tanggapan mengaku paket yang diamankan berjumlah empat buah, masing-masing untuk Polsek tiga buah dan satu buah untuk Polres. Ia juga belum diketahui motif pengiriman paket tersebut karena masih diselidiki.
“Kami belum tau motifnya apa, paketnya semua sudah diamankan dan dibawa ke Markas Brimob,” ujarnya.
Sementara itu, Jama’ah Ansorut Tauhid (JAT) membenarkan pihaknya telah mengirimi paket berisi buku kepada Polres Bima Kota berikut tiga Polsek lainnya. Pengiriman paket itu sengaja dilakukan dengan maksud agar pihak Kepolisian ikut membaca tulisan Amir JAT, ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang termuat dalam buku berjudul Tadzkiroh didalam paket.
“Kami sejak kemarin membagikan buku Tadzkiroh ini, bukan hanya untuk Kepolisian tetapi kami sudah siapkan 33 paket untuk 33 instansi di Propinsi NTB,” jelas Pimpinan JAT Imarah wilayah NTB, melalui Ketua Sariyah Dawlam (Dakwah wal I’lam), Asikin Bin Manshur, rabu (9/1/2013) siang saat mengklarifikasi paket yang diduga berisi bom buku tersebut.
Diakui Asikin, paket yang disiapkan bahkan ada untuk Kapolda NTB, Kapolres dan Kapolsek lainnya di wilayah Propinsi NTB tetapi belum dikirimkan. Tulisan ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu diharapkan dapat menjadi nasehat dan peringatan bagi siapa pun termasuk kepolisian.
“Kami kemarin bahkan telah menyerahkannya secara langsung kepada Kejaksaan dan Pengadilan, mereka justru berterima kasih dan menerimanya dengan baik,” jelas Asikin di Sekretariat JAT, Kelurahan Melayu.
Diakuinya, sebelum pengiriman paket tersebut memang belum ada pemberitahuan awal kepada Kepolisian tetapi pihaknya telah menjelaskan maksud pengiriman itu melalui surat pengantar yang disertakan dalam paket agar tidak dicurigai. Mestinya, itu dibaca oleh kepolisian sehingga tidak lansung berasumsi lain.
Dirinya juga menepis asumsi publik bahwa paket itu berisi bom buku dan pengirimannya untuk maksud meneror. Untuk membuktikan itu, Asikin memperlihatkan paket yang sama dan membuka isi paket itu didepan wartawan. Didalam paket itu dikeluarkannya selembar kertas yang berisi surat pengantar lantas membacakannya.
“Agar tetap di atas petunjuk-Nya, Allah mensyariatkan untuk saling nasehat-menasehati, menetapi kebenaran dan kesabaran. Oleh karena itu, dengan memohon ridho dan kasih sayang Allah, kami menyampaikan paket buku yang berisi nasehat dari seorang ulama yang tulus dan jujur. Harap buku ini dibagikan kepada staf dan anak buah Bapak yang mengaku beragama Islam…” papar Asikin membacakan ulang isi surat pengantar dalam paket.
Bagaimana cara pengiriman paket itu? Asikin mengaku pengirimannya diantar langsung oleh satu anggota JAT yang ditugaskan khusus oleh pimpinan.
Mendengar sikap antisipasi Kepolisian usai menerima paket tersebut, JAT sangat menyayangkannya karena dinilai terlalu berlebihan hingga mendatangkan tim gegana bersenjata lengkap. Padahal, menurutnya apabila paket itu dicurigai, kepolisian mestinya langsung mendatangi JAT untuk menanyakan sekaligus meminta klarifikasi.
“Untuk menjelaskan itu, kami berencana untuk segera menemui Kapolres hari ini juga,” tegasnya sambil membagikan lima buah buku Tadzkiroh kepada beberapa wartawan. [Widad/bimakini]