JAYAPUTA (VoA-Islam) – Secara histori, Partai Amanat Nasional (PAN) yang sebelumnya mendapat dukungan warga Muhammadiyah, kini mendeklarasikan dirinya sebagai partai terbuka, bahkan untuk pertama kalinya menggelar perhelatan perayaan Natal tingkat nasional di GOR Cenderawasih, Jayapura, Papua, Ahad (13/1).
Untuk pertama kalinya sejak dideklarasikan pada 1998, Partai Amanat Nasional (PAN), menegaskan menjadi partai terbuka.Sebagai wujud keterbukaannya pada seluruh masyarakat Indonesia dan menghargai pluralisme, DPP PAN menggelar perayaan Natal bersama masyarakat Papua, di Gelanggang Olahraga Jayapura, Ahad (13/1). Acara itu dihadiri Ketua Umum DPP PAN, Hatta Rajasa dan Ketua DPP PAN, Zulkifli Hasan.
Pendiri PAN Albert Hasibuan, menganggap motivasi partainya mengadakan perayaan Natal sebagai simbol ajaran toleransi. Ia menyebut, ada partai yang cenderung eksklusif dan hal berkebalikan ditempuh PAN.“Papua yang sering dilanda konflik dinilai laik mendapat perhatian. Karena itu, pesan damai Natal kali ini adalah salah satu kontribusi PAN untuk masyarakat Indonesia timur dan dunia internasional,” kata Alber Hasibuan.
Tanggalkan Partai Islam
Mengawali 2013, PAN membuat gebrakan dengan meneguhkan identitasnya sebagai parpol milik semua golongan. Jika selama ini, PAN diidentikkan sebagai parpol berbasis massa Islam, hal itu dinilai kurang tepat oleh Ketua DPP PAN Bima Arya.
Sesuai semangat didirikannya partai pada 23 Agustus 1998, PAN bukan milik golongan tertentu. Karena itu, perayaan Natal 2012 tingkat nasional yang dihelat di Jayapura, Ahad (13/1), menjadi bukti bahwa PAN lebih memilih haluan sebagai partai nasionalis.
"Sejak berdiri, PAN banyak memiliki tokoh pluralis dan tokoh lintas agama. Di bawah Ketua Umum Hatta Rajasa, PAN kembali menegaskan identitas itu," kata Bima kepada Republika Online di Jayapura, Senin (14/1).
Pihaknya, ujar Bima, ingin menancapkan panji-panji PAN di tempat matahari terbit dari timur. Kalau sekarang PAN baru memiliki satu wakil rakyat di Senayan dari Papua, ke depannya diharapkan bisa bertambah banyak. "Antusiasme warga Papua dalam menyambut PAN luar biasa. Kami terbuka terhadap semua golongan,"ujarnya.
Bima menyebut, beberapa pengamat menilai keliru tentang identitas PAN. Ketika suara parpol Islam atau berbasis massa Islam menurun, suara PAN pada Pemilu 2014 diprediksi bakal ikut melorot. Hal tersebut ditepisnya sebab partai berlambang matahari itu sudah melakukan konsolidasi dan membuat strategi baru dalam menyongsong pemilu yang kurang dua tahun lagi.
Kalau PAN hanya meraih suara 6 persen pada Pemilu 2009, turun dari 2004 sebesar 6,4 persen, dan 7,1 persen pada 1999, maka Bima optimis suara partainya bakal di atas 10 persen. Dua kebijakan mendasar, yaitu tidak lagi mengutamakan calon legislatif berasal dari artis dan banyak mengusung tokoh dari Indonesia timur mulai diterapkan pengurus DPP PAN.
Senada dengan Bima Arya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Taufik Kurniawan mengatakan, dihelatnya acara tersebut sebagai bukti PAN tidak milik orang tertentu. Pertimbagan memilih Papua lantaran daerah terkaya sumber daya alamnya itu merupakan satu penopang keragaman yang menjadi pilar tegaknya NKRI. PAN selaku partai terbuka Sebangsa dan setanah air dari Sabang sampai Merauke. Perayan Natal menjadi momentum penting berbagi kasih dan kebersamaan.
"Kami ingin memberikan refleksi bahwa PAN itu partai inklusif dan plural yang dimiliki berbagai macam agama, etnis, dan sosial," kata Taufik alam orasinya. Ia mengingatkan, sejak didirikan Amien Rais, partai berlambang matahari itu dibawa ke ayunan ke kelompok keagamaan tertentu.
Padahal, kata dia, kurang tepat kalau PAN dianggap sebagai partai eksklusif. Ia menyebut, hampir semua pengurus partai di Indonesia timur didominasi kaum Kristiani."PAN didirikan untuk seluruh lapisan masyarakat sesuai semangat pendiri PAN," tegasnya. Oleh sebab itu, pihaknya mengharapkan perayaan Natal kali ini bisa membawa semangat damai untuk masyarakat di Bumi Cenderawasih. Desastian/RoL