JAKARTA (voa-islam.com) - Selepas shalat Ashar, pada hari Selasa (15/1/2013) ustadz Abu Bakar Ba’asyir dipindahkan dari LP Batu ke LP Super Maksimum Security Pasir Putih Nusakambangan tanpa ada alasan yang jelas. Terkait hal tersebut, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) menyampaikan pernyataan sikapnya.
JAT menyatakan bahwa pemindahan ustadz Abu Bakar Ba’asyir adalah makar jahat untuk meraih simpati Amerika Serikat.
“Pemindahan ustadz Abu Bakar Ba’asyir ke LP Super Maximum Security (SMS) Pasir Putih Nusakambangan merupakan makar jahat penguasa thaghut untuk memperoleh simpati dan dukungan Amerika dalam melanggengkan perang terhadap terorisme setelah beberapa hari sebelumnya terjadi pelanggaran HAM berat oleh Densus 88 yang membunuh 7 muslim di Makasar dan Bima,” ungkap juru bicara JAT, ustadz Son Hadi dalam press release yang disampaikan, Selasa (15/1/2013).
...Pemindahan ustadz Abu Bakar Ba’asyir ke LP Super Maximum Security (SMS) Pasir Putih Nusakambangan merupakan makar jahat penguasa thaghut
Selanjutnya, pemindahan mendadak tersebut merupakan bentuk intimidasi yang dilakukan oleh penguasa thaghut kepada ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang senantiasa memberikan nasehat dan tadzkiroh pada penguasa yang mengatur negeri ini dengan hukum thaghut.
Selain itu, pemindahan tersebut juga merupakan permusuhan terhadap dakwah tauhid yang beliau sampaikan.
“Seruan ustadz Abu Bakar Ba’asyir pada penguasa untuk kembali pada syari’at Allah adalah semata amanah dakwah yang beliau emban. Adapun penentangan serta permusuhan terhadap dakwah hanyalah mengundang bala’ dan bencana dari Allah dan pemindahan ustadz Abu Bakar Ba’asyir ke penjara super maximun security adalah bentuk nyata penentangan dan permusuhan terhadap dakwah tauhid yang beliau sampaikan,” demikian isi pernyataan sikap JAT.
...Ini merupakan bukti nyata bahwa Densus 88 memang memusuhi Islam dan umat Islam, maka wajib melawan kezaliman ini
Seruan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk Melawan Kezaliman Densus 88
Untuk diketahui, sehari sebelumnya ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyerukan perlawanan atas kezaliman Densus 88 yang melakukan pembunuhan brutal terhadap 7 orang muslim di Makassar, Dompu dan Bima pada, hari Jum’at dan Sabtu (4-5/1/2013).
“Ini merupakan bukti nyata bahwa Densus 88 memang memusuhi Islam dan umat Islam, maka wajib melawan kezaliman ini. Dan kedzaliman ini akan terus terjadi apabila umat Islam melupakan dan meninggalkan syari’at jihad ,” demikian pernyataan ustadz Abu Bakar Ba’asyir seperti disampaikan markaziah JAT, pada Senin (14/1/2013). [Ahmed Widad]