JAKARTA (voa-islam.com) - Aktivis kemanusiaan Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT berkali-kali mengingatkan pemerintah agar jangan membiarkan pelanggaran HAM yang dilakukan Densus 88. Jangan sampai kelak pemerintah Indonesia menanggung predikat sebagai penjahat kemanusiaan.
Joserizal menuntut agar Densus 88 dievaluasi lantaran menurutnya, Densus telah menjalankan Program War on Terror (WOT) Amerika Serikat. Padahal program war on terror AS itu merupakan hasil pengkondisian setelah peristiwa 11 September 2001
“Program War on Terror (WOT) AS ini adalah hasil conditioning yang dilakukan melalui peristiwa 9/11,” kata Joserizal kepada voa-islam.com, Selasa (15/1/2013).
Oleh sebab itu, pemerintah harus segera melakukan evaluasi terhadap Densus 88 agar jangan sampai pemerintah Indonesia kelak dituduh sebagai penjahat kemanusiaan.
“Jadi pemerintah Indonesia sudah seharusnya melakukan evaluasi terhadap program War on Terror Densus 88 ini. Jangan sampai terjadi suatu saat presiden Bush dan kawan-kawannya ditetapkan sebagai pelaku penjahat kemanusiaan lalu pejabat-pejabat pemerintahan Indonesia juga harus menanggung predikat sebagai penjahat kemanusiaan,” terangnya.
Ia pun mengingatkan agar pemerintah yang berkuasa saat ini melihat jatuhnya penguasa dunia yang dikenal sebagai penjahat kemanusiaan.
“Ingatlah dunia ini berputar, politik bisa berubah karena jatuhnya penguasa-penguasa dunia seperti Hitler, Saddam, Husni Mubarak, Polpot, R.Karadzick lantaran mereka menjadi penjahat perang/kemanusiaan,” ungkapnya.
Sebab, kata Joserizal mudah bagi Allah untuk meruntuhkan AS dan sekutu-sekutunya. “Paling mudah dengan bencana alam. Begitu hal ini terjadi, keadaan akan berbalik. pemburu akan berubah menjadi buruan,” tutupnya. [Ahmed Widad]