View Full Version
Kamis, 17 Jan 2013

Jakarta Tenggelam: Lumpuh Dikepung Banjir Warga Jakarta Berenang

JAKARTA (Voa-Islam) – Baru kali ini jantung ibu kota Jakarta betul-betul lumpuh karena dikepung banjir. Berdasarkan laporan dari BMKG, Agung mengjelaskan, kondisi seperti ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan, karena itu masyarakat diminta untuk tetap waspada.

Dari Bunderan HI di Jalan MH. HusninThamrin, Jalan Sudirman, dan Jalan HR Rasuna Said,  lumpuh total. Sejumlah pengendara yang hendak melintas menuju Menteng, Jakarta Pusat, memutar balik sehingga menyebabkan kemacetan cukup parah, Kamis 17 Januari 2013.

Dikabarkan, arus lalu lintas di Jalan Sudirman, mulai dari jembatan Semanggi menuju arah Bundaran Hotel Indonesia macet total. Para pemotor memilih untuk memarkirkan kendaraan di pinggir jalan karena sudah tidak mungkin lagi menerabas kemacetan itu.

Dari lima jalur yang ada di sepanjang Jalan Sudirman semuanya disesaki oleh kendaraan yang tertahan oleh kemacetan. Bahkan Busway pun tidak bisa bergerak mengantarkan penumpang.

Mulyono (24) yang hendak berangkat kerja ke daerah Pasar Baru, mengaku putus asa untuk menerabas banjir. Dia memilih untuk memarkirkan motornya di sekitar Dukuh Atas. "Sepertinya saya akan pilih pulang saja. Kalau sampai pukul 2 siang belum bisa ke mana-mana saya pulang," kata Mulyono

Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan air sungai terusan Ciliwung yang lokasinya tak jauh dari gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), meluap. Sejumlah kendaraan yang tidak bisa lewat jalan ini sebagian memutar balik melalui jalur Transjakarta. Konblok jalur busway pun dibongkar paksa warga agar bisa dilewati kendaraan.

Menteri Koordinator Kesejahteraan, Agung Laksono, menyatakan kondisi Jakarta Darurat Siaga I karena situasi Ibukota yang telah terkepung banjir sejak pagi tadi. Sementara itu, Traffic Management Center Polda Metro Jaya menginformasikan, kemacetan terjadi hampir di semua jalan utama Jakarta. Bahkan sebagian wilayah masih ditutup hingga sore.

Arus lalu lintas dari Kampung Melayu - Casablanca terputus karena banjir menerjang Jalan Abdullah Syafei. Begitu juga dari Kempung Melayu ke arah Otista dan arah Basuki Rahmat, banjir menggenangi kawasan itu. Kendaraan kemudian dialihkan ke Jalan Otista atau Cawang Kompor dan Matraman. Lalu lintas dari Kampung Melayu menuju Matraman juga terputus di Pasar Jatinegara.

Di Jakarta Barat, genangan air juga terjadi di Jalan Panjang, tepatnya di kawasan Green Garden. Kemudian Jalan Raya Daan Mogot menuju Grogol macet total akibat genangan 40 Cm di depan kantor Samsat.

Ruas Jalan Tubagus Angke arah Jembatan Dua padat merayap karena ada banjir sekitar 30-40 Cm. Sedangkan di Jalan Raya Ciledug, lalu lintas juga terputus karena genangan air.

Sekitar 20.275 kepala keluarga atau 63.686 jiwa menjadi korban  banjir. Sementara jumlah pengungsi mencapai 9.374 jiwa. Jumlah pengungsi terbanyak di Kelurahan Kampung Melayu yang mencapai 2.257 jiwa.

"Pengungsi di RS Hermina, GOR Jakarta Timur, Masjid Attawabin, Mushola Awabin, Aula Sudinkes Jakarta Timur, Aula Masjid Ihttihadul Ikhwan," kata Sutopo.

Secara keseluruhan, jumlah pengungsi di Jakarta Timur mencapai 4.311 jiwa. Di Kelurahan Kampung Melayu  2.257 jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi lain tersebar di Kel Bidara Cina sebanyak 949 jiwa, Kramatjati 500 jiwa dan Cililitan 605 jiwa.

Di Jakarta Selatan pengungsi mencapai 2.127 jiwa yang tersebar di Bukit Duri sebanyak  1.151 jiwa, Pejaten Timur 60 jiwa, Pondok Pinang 48 jiwa, Ulujami 150 jiwa, Pondok Labu 65 jiwa, Tanjung Barat 567 jiwa, dan Lenteng Agung 86 jiwa.

Di Jakarta Barat pengungsi mencapai 2.426 jiwa dan tersebar di Kedoya Selatan sebanyak 24 jiwa, Wijaya Kusuma 510 jiwa, Kedaung Kaliangke 300 jiwa, dan Rawa Buaya 2.102 jiwa. Di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara tidak ada pengungsi.

Hingga siang, tercatat dua orang meninggal. Seorang anak di Kelurahan Tanjung Duren hanyut di sungai dan seorang warga hanyut di Kampung Melayu. BNPB mengerahkan 150 personel Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wilayah Barat untuk memberikan bantuan darurat di 16 posko banjir.

Presiden Susilo Bambang Yudhyono dijadwalkan menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner, di Istana Negara, Kamis pagi 17 Januari 2013. Namun, acara tersebut mendadak dibatalkan.

Hujan yang turun di Puncak, Bogor, pada Rabu pagi dan siang menyebabkan debit sungai Ciliwung hulu naik drastis. Pada pukul 11.00, tinggi muka air Bendungan Katulampa, Bogor, 70 cm atau Siaga 3. Namun pada pukul 12.00 naik menjadi 170 cm menjadi Siaga 2. 

"Kondisi ini berpengaruh pada banjir di Jakarta di sepanjang Ciliwung hilir yang saat ini masih banjir," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggunalangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Rabu 16 Desember 2013.

Dari pengamatan air Ciliwung di Depok juga menunjukkan tinggi muka air mencapai 280 cm atau Siaga 2, dan cenderung naik hingga pukul 15.00. Saat itu muka air di Manggarai, Jakarta, sudah mencapai 920 cm (Siaga 2), 30 cm di bawah batas Siaga 1. "Dapat dipastikan banjir akan tetap bertahan," ujarnya. Dari Depok, seidaknya membutuhkan waktu enam atau tujuh jam agar air-air itu sampai Jakarta. Artinya air-air itu membuat Jakarta makin terendam pada Rabu malam.  Desastian/dbs



latestnews

View Full Version