PALU (voa-islam.com) - Umat Islam di Sulawesi Tengah menggelar aksi menentang kebrutalan Densus 88. Umat Islam menuntut Densus 88 dibubarkan dan menuntut pencopotan Kapolda Sulteng, Brigadir Jendral Polisi Dewa Parsana.
Aksi dilakukan di depan Polda Sulteng, Kantor Gubernur Sulteng dan Kantor DPRD Sulteng. Dalam aksi tersebut umat Islam memberikan aksi simbolis berupa pakaian dalam kepada Kapolri melalui perwakilan petinggi polisi di Polda Sulteng. Pemberian pakaian dalam itu adalah simbol lantaran tidak beraninya Kapolri mencopot Kapolda Sulteng.
Aksi pemberian pakaian dalam diberikan kepada anggota DPRD Sulteng Komisi I lantaran dianggap memiliki hubungan dekat dengan Kapolda Sulteng sehingga tidak berani mengambil sikap tegas mencopot Kapolda Sulteng. Padahal seblumnya DPRD Sulteng berjanji akan memberikan keputusan selama 7 hari namun tidak ada kabar sampai sekarang.
aksi tersebut diikuti sekitar 300 orang, gabungan dari masyarakat muslim yang pernah terlibat konflik antar warga dengan koordinator lapang ustadz Dedi Irawan. Selain itu, umat Islam Sulteng juga menyampaikan surat terbuka kepada Kapolda Sulteng.
Surat Terbuka Forum Umat Islam Peduli Sul-Teng
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera
Bahwa Dasar :
1. Surat terbuka di buat untuk Kapolda Sulawesi Tengah Bapak Dewa Parsana dan Kroni-Kroninya, serta masyarakat sipil Sulawesi tengah yang terabaikan dan tertindas karena perilaku bapak selaku Kapolda Sulteng serta kroni-kroni bapak selama ini
2. Surat terbuka ini dibuat berdasarkan Panggilan jiwa dan kenyataan serta fakta yang terjadi di lapangan bahwa tindakan dan perilaku Bapak Dewa Parsana berbanding terbalik dengan tugas dan tanggung jawab bapak sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
3. Surat terbuka ini dibuat, demo dan atau aksi damai yang tengah dan akan terus dilakukan kedepan, kami pastikan bahwa tidak ada unsur politis apalagi titipan bahkan tekanan dari pihak luar untuk menjatuhkan bapak Dewa Parsana dari kursi Kapolda Sulteng dan Kroni-kroni bapak selama ini, dan tidak ada unsur dan isue sara dalam gerakan ini,Semata mata karena panggilan nurani dan rasa keprihatinan terhadap kondisi stabilitas masyarakat dan daerah Sulawesi Tengah yang semakin hari semakin tidak jelas penanganannya.
Forum Umat Islam Peduli Sul-Teng merupakan forum yang dibentuk oleh kelompok elemen masyarakat sulteng yang peduli dengan kedamaian, ketentraman, kenyamanan dalam hidup dan berkehidupan, forum yang terbentuk berdasarkan panggilan jiwa dan kenyataan yang terjadi dilapangan.
Panggilan jiwa karna terabaikan, tertindas, terjajah oleh Kelompok Kapitalis, Company yang menguasai SDA Sulawesi Tengah secara brutal, dan tidak berpihak kepada masyarakat Lokal, merampok dan merampas hak-hak hidup masyarakat sipil. Terbentuk karna kenyataan yang terjadi dilapangan, dimana kedamaian hanya dijadikan lahan bisnis oleh aparat, ketentraman hidup hanya untuk mereka yang memiliki jabatan dan kekuasaan, kenyamanan menjadi barang langka dan harus dibayar mahal
Berdasarkan “dasar” surat tersebut di atas maka dengan ini Forum Umat Islam Peduli Sul-Teng menguraikan beberapa pernyataan dari pertanyaan-pertanyaan yang seyogianya dijawab oleh bapak selaku orang nomor satu dalam mengamankan serta menjaga situasi agar tetap kondusive di bumi Sulawesi Tengah
a. Konflik dan teror warga sipil yang terjadi selama kepemimpinan Bapak, punya siapa?
Yang jelas bahwa konflik dan teror yang terjadi diwilayah Sulawesi Tengah bukan milik warga, bukan milik kami, dan kalau konflik ini bukan milik bapak, lalu milik siapa? dan kenapa terjadi pembiaran dimana-mana? rekam jejak bapak sebagai Kapolda Sulteng menjadikan bapak sebagai Kapolda yang haus akan darah warga sipil yang tidak bersalah!!, jika bukan milik bapak dan kroni-kroni bapak, kenapa bapak menutup mata dengan semua ini!!, propokasi warga sipil oleh oknum aparat yang notabene anggota bapak, bukankah itu bukti yang kuat bahwa bapaklah yang menciptakan konflik ini!!!
Bapak ciptakan konflik di wilayah Sulawesi Tengah untuk kepentingan bapak dan kroni-kroni bapak yang lebih besar, bukan sekedar jabatan dan materi yang bapak kejar tapi pencitraan bapak seolah-olah bapak adalah Dewa yang sesunggunya yang bisa meredam konflik sebagaimana yang bapak lakukan Di Bali!, Bapak benturkan Ormas Islam dengan OKP Lokal yang sudah bapak cuci dan masukkan faham kanibal dalam diri mereka!
Pak Dewa, Wilayah Sulawesi Tengah bukanlah Bali yang bisa bapak olah dan alih sesuai kebutuhan bapak!, jika konflik ini bukan punya bapak tentunya bapak tau jawab dan menyelesaikannya!, irian jaya dan timur-timur bisa direbut, masa menyelesaikan konflik antar kampung/desa bahkan kelompok warga bapak tidak bisa selesaikan!, malu dong dengan Nama Dewa, malu dong dengan jabatan bapak!
Dan kenyataannya bapak tidak mampu mengatasi konflik, jadi mundur dari jabatan Kapolda Sulawesi Tengah adalah langkah yang tepat dan elegan!
b. Konflik dan teror warga sipil yang terjadi selama kepemimpinan Bapak, dipelihara oleh siapa?
Hal lain, Selama tahun 2012 merupakan tahun Konflik bagi Sulawesi Tengah, tercatat 15 kali konflik di kab sigi, 13 kali konflik di kota palu, bahkan dunia mentasbihkan bahwa Sulawesi tengah konflik terbesar ke 2 di dunia setelah Palestina, dan nomor satu di Indonesia, Konflik tidak hanya melibatkan saudara antara Kampung tetapi sesama suku ( Kaili ) untuk beberapa wilayah di kabupaten diantaranya Kabupaten Sigi, serta di kota Palu yang hingga kini meresahkan warga, bahkan kasus terbaru yang terjadi Di Kab. Sigi Kec. Dolo
Tahun 2013 tercatat konflik di kec colo, kec. Marawola, kec palu selatan, kec palu barat, bahkan Penanganan kasus teror yang terjadi Di Kab Poso, Donggala, Sigi, Buol, Kota Palu dan sekitarnya, penanganannya terkesan Lamban dan Beberapa Kasus Penangkapan serta penyergapan salah sasaran, hingga terjadi korban penembakan masyarakat Sipil yang tidak bersalah.
Selama menjabat Kapolda Sul-Tenga ada 10 warga sipil tertembak mati oleh aparat Polda Sulteng. Diantarannya 1 orang di Wilayah Pertambangan Malei Pantai Barat sampai saat ini belum jelas penyelesaiannya dan hingga kini masyarakat semakin resah. Kasus selanjutnya 7 orang tewas tertembak mati di Kabupaten Boul, 3 orang di kabupaten banggai, serta 5 orang di Kabupaten Sigi, bahkan kasus terbaru yang terjadi Di Kab. Sigi Kec. Dolo, penembakan warga sipil, serta penangkapan warga sebagai saksi yang sangat tidak manusiawi, pengrebekan warga saat tidur lelap, pemukulan aparat yang melakukan penangkapan hingga harus di rujuk ke rumah sakit, penganiyaan saksi dalam tahanan hingga menimbulkan trauma dan kerusakan mental spikis masyarakat
Rentetan peristiwa tersebut tentunya Pak Dewa Parsana yang pelihara, tentusaja hal ini sangat beralasan mengingat rentang waktu selama kepemimpinan bapak, bapak tidak bisa membuktikan siapa pelaku dan otak di balik konfli-konflik ini..hal ini semakin diperkuat dengan data dan bukti-bukti dilapangan bahwa aparat anggota bapak yang memprofokasi warga dan hal ini terbukti di pengadilan, pak dewa sengaja pelihara konflik ini, semakin lama sebakin baik dan menguntungkan buat bapak!! Karna telah menguras bahkan merampok APBN dan APBD!!!
c. Narkoba, miras dan perjudian (kupon putih) merajalela merasuk hingga ke pelosok desa, mengapa bapak abaikan dan lindungi?
Narkoba, miras dan perjudian (kupon putih) merajalela bukan saja masuk ke pelosok desa tapi suda terpelihara di dalam institusi yang Bapak pimpin!
Lebih celaka dan fakta membuktikan bahwa aparat anggota bapak sendiri adalah pemakai,peminum bahkan melindungi Bandar-bandar narkoba dan perjudian, lebih ironis lagi pada saat penangkapan warga sipil ditemukan aparat dalam keadaan mabuk!!!
d. Tidak ada unsur dan isue sara dalam gerakan ini!!!
Justru Pak Dewa Parsana sendiri yang menciptakan serta memicu konflik sara!!!???...Sadarkah bapak pada saat penerimaan anggota kepolisian wilayah Sulawesi tengah, bapak telah merancang konflik lebih dini dengan membangun dan membentuk Dinasti Bali dalam Institusi Kepolisian Sulswesi Tengah dengan cara memasukkan sebanyak mungkin orang-orang bali pilihan bapak!!!, membangun ornament-ornamen budaya bapak yang bapak paksakan justru mencederai masyakarat dan budaya lokal??? Pak Dewa, jangan bapak paksakan minoritas menguasai mayoritas!!! Hargai Budaya Lokal!!!
e. Diduga Telah terjadi dan berulang “maksiat” pelecehal sexsual dilingkungan Polda Sulteng.
Forum Umat Islam Peduli Sul-Teng Bersama :
HPA Sulteng- FPI Sulteng- (YPR)-Lembaga To Kaili Bangkit(LTKB)-PEDATI PALU-LIRA Sulteng-HMI.MPO-UNDE KOMUNITY-FMI-FPL (Forum Pemuda Lasoani)