DOMPU (voa-islam.com) - Mencuatnya isu bom buku di Kota Bima Nusa Tenggara Barat, sebagai respon berlebihan dan tidak profesionalnya Polisi Resort Bima Kota atas pengiriman paket buku Tadzkiroh Ustadz Abubakar Ba’asyir oleh JAT Nusa Tenggara ternyata melahirkan rasa penasaran yang sangat besar dari beberapa kalangan.
Di antara pihak yang penasaran dengan pembagian buku Tadzkiroh tersebut, datang dari tubuh kepolisian sendiri. Kapolres Dompu dan Komandan Brimob Bima adalah dua pucuk pimpinan kepolisian di wilayah NTB yang sangat penasaran dengan buku tersebut. Setelah isu itu beredar, justru dua pejabat kepolisian ini menghubungi pimpinan JAT untuk meminta buku tersebut.
Kapolres Dompu, AKBP. Benny Basir, langsung menghubungi Amir JAT Mudiriyah Dompu, Ustadz Taqiyuddin, untuk meminta buku Tadzkiroh. Begitu semangatnya ingin mendapatkan buku tersebut, Kapolres ini ingin mendatangi langsung rumah Ustadz Taqiyuddin.
Tidak hanya itu, ketika ditawarkan untuk diserahkan secara resmi di kantornya pada hari Jum’at dia merasa terlalu lama. Akhirnya buku tersebut diserahkan secara resmi oleh Amir Sariyah Dawlam JAT Wilayah Nusa Tenggara, Asikin bin Manshur didampingi Ustadz Taqiyuddin dan anggota JAT lainnya, Selasa pagi (15/1/2013).
Ketika menerima lima paket Tadzkiroh untuk Polres dan empat Polsek di wilayah Dompu, Kapolres menyatakan senang dan berterima kasih. Selama hampir dua jam Benny menerima rombongan JAT dengan diskusi masalah Islam. ”Saya akan baca isi bukunya dan pekan depan, saya akan menghubungi Ustadz Taqiyuddin,” ujarnya.
Sementara Amir Sariyah Dawlam JAT NUSRA, dalam menyerahkan paket itu mengatakan,” Paket ini berisi Tadzkiroh (nasehat dan peringatan karena Allah), dari seorang ulama yang jujur dan lurus, sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayangnya kepada ummat. Terutama kepada penguasa, anggota DPR dan aparat di bidang hukum yang mengaku muslim. Dengan demikian, Ustadz Abubakar Ba’asyir telah menyelesaikan kewajibannya kepada ummat Islam. Beliau menyatakan dalam Tadzkiroh Itu ‘Yaa Allah saksikanlah bahwa kalimatmu sudah saya sampaikan menurut kemampuan saya.’ Oleh karena itu harap dibaca dan dibagikan kepada anggota Bapak yang beragama Islam. Kalau ada isi buku yang kurang dipahami atau tidak bisa diterima, kami telah menyiapkan tim dialog dan kami siap berdialog dengan pihak manapun,” jawab ustadz Asikin.
Ustadz Taqiyuddin menggambarkan isi Tadzkiroh itu sebagai obat. Kalau dibaca di bagian awalnya pahit, tetapi bagian akhirnya adalah penawar yang menyegarkan rohani para pembacanya.
Ketika ditanya oleh wartawan yang telah menunggu di luar ruang Kapolres, Apakah kunjungan JAT ini ada kaitan dengan kasus penembakkan lima muslim oleh Densus 88 di Dompu kemarin? Asikin menegaskan,”Kunjungan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus penembakkan kemarin. Kunjungan ini adalah satu agenda JAT Wilayah Nusa Tenggara, membagikan buku Tadzkiroh II Ustadz Abu Bakar Ba’asyir kepada pihak kepolisian,” jawabnya.
Buku Tadzkiroh tersebut tidak hanya dibagikan kepada pihak kepolisian, tetapi kepada pemerintahan, pengadilan, kejaksaan, anggota DPR. Dan aparat hukum dari tingkat pusat sampai kecamatan. hanya saja pihak JAT belum mendapat kiriman buku Tadzkiroh I untuk pemerintahan. [Ibnu Manshur]