View Full Version
Senin, 28 Jan 2013

Ulama Suriah: Rakyat Suriah Lebih Butuh Senjata daripada Makanan

JAKARTA (voa-islam.com) - Selain memaparkan tentang kesesatan Syiah Nushairiyah yang menganggap bulan sebagai Ali bin Abi Thalib, ulama asal Suriah, Syaikh Khatib As-Suri juga mengisahkan penderitan rakyat Suriah yang ditindas oleh rezim Assad.

“Sejak sekitar dua tahun lalu negeri Suriah bergejolak, rakyat Suriah dibunuh dan rezim Assad mendapat bantuan dari Rusia, China dan Iran, sedangkan negara-negara lainnya diam tak peduli,” kata Syaikh Khatib As-Suri di hadapan kaum muslimin yang hadir di Masjid Al-Furqan DDII, Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat, Ahad (27/1/2013).

...barat menginginkan orang-orang yang berkuasa di Suriah adalah orang-orang sekuler dan bisa melindungi Israel

Syaikh Khatib As-Suri pun melanjutkan, Barat yakni NATO diam saat terjadi revolusi Suriah, hal ini lantaran Suriah berbatasan langsung dengan Israel dan demi melindungi kepentingan Israel.

“Lantas kita pun bertanya, mengapa saat revolisi kemarin, Barat membantu rakyat Libya menumbangkan Qadhafi? Demikian juga revolusi di Tunisia, Mesir, Libya dan Bahrain, mengapa NATO membantu mereka dengan helikopter, pesawat tempur dan segala sesuatunya. Tetapi saat ini kenapa NATO 100 persen diam? karena Suriah ini berbatasan dengan Israel, sedangkan barat menginginkan orang-orang yang berkuasa di Suriah adalah orang-orang sekuler dan bisa melindungi Israel,” jelas Syaikh Khatib yang menjadi salah satu pembicara dalam acara penggalangan dana untuk muslim Suriah.

Ia pun menambahkan lebih dari 100 ribu rakyat Suriah menjadi korban pembantaian rezim Bashar Al-Assad.

“Ketahuilah ikhwah fillah, lebih dari 100 ribu rakyat Suriah meninggal di tangan Bashar Al Assad, laki-laki, perempuan, anak-anak. Dunia pun tutup mata dan membisu,” imbuhnya.

...lebih dari 100 ribu rakyat Suriah meninggal di tangan Bashar Al Assad, laki-laki, perempuan, anak-anak. Dunia pun tutup mata

Selain itu, Syaikh Khatib menegaskan, sebenarnya rakyat Suriah begitu membutuhkan bantuan terutama persenjataan agar mereka bisa memerangi rezim Bashar Al-Assad.

“Rakyat suriah tidak membutuhkan bantuan makanan atau minuman, tetapi mereka menginginkan senjata, karena dengan senjata ini mereka bisa memerangi rezim zalim Bashar Al Assad, sebagaimana terjadi di Libya,” tegasnya.

Syakh Khatib kemudian mengutip firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 173-174:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar."

...Rakyat suriah tidak membutuhkan bantuan makanan atau minuman, tetapi mereka menginginkan senjata

“Dengan demikian kita hanya berharap kepada Allah Ta’ala, agar menolong Muslim Suriah, diantaranya para orang-orang miskin, dhuafa dan mujahidin sebagaimana yang kita lihat,” sambungnya.

Terakhir, Syaikh Khatib menyerukan kepada kaum Muslimin agar mendokan rakyat Suriah yang kini tengah menderita, dalam setiap shalat, ruku, sujud dan qiyamullail.

“Mereka, rakyat Suriah berharap bantuan dan pertolongan kaum Muslimin, namun bagaimana? Yaitu dengan doa, sebaik-baik pertolongan ada doa setelah shalat, saat sujud, ruku dan qiyamullail karena doa adalah senjatanya orang mukmin. Terima kasih banyak kepada rakyat Indonesia yang telah membantu muslimin di Palestina dan Suriah, karena kaum muslimin tidak bisa dibeda-bedakan baik itu mereka bangsa Arab atau non-Arab kecuali dengan takwa,” tutupnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version