JAKARTA (voa-islam.com) - Innalillahi wa innailaihi rajiun. Keluarga Besar Muhammadiyah berduka. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (UHAMKA) Prof Dr Qomari Anwar, MA yang selama ini dekat dengan wartawan, Ahad (10/2) Subuh telah menghembuskan nafas terakhirnya, di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin, mengaku sangat kehilangan dengan wafatnya Qomari Anwar. ''Kami, keluarga besar Muhammadiyah, merasa kehilangan,'' kata Prof Din Syamsuddin di Masjid Al Munir, Cipete, Jakarta Selatan ketika melepas jenazah almarhum untuk dimakamkan.
Din mengatakan, wafatnya almarhum juga kehilangan bagi kampus Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, dimana almarhum menjadi rektor, juga kehilangan bagi Tanri Abeng University, dimana almarhum juga menjadi wakil rektor.
Menurut Din, almarhum adalah ulama cendekiawan yang memiliki komitmen dakwah dan jihad serta berpenampilan yang penuh tawadlu dan rendah hati, baik tutur kata maupun prilaku. Dalam kesempatan tersebut, Din berpesan kepada Angkatan Muda Muhammadiyah untuk mengambil hikmah dari pemikiran-pemikiran Qomari Anwar.
Usai shalat dzuhur, jenazah almarhum dimakamkan di Pemakaman Gandaria Cipete Jakarta Selatan. Hadir pada kesempatan itu, sejumlah tokoh antara lain, Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Tohari, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof Dr Jimly Ash-shiddiqy dan Tanri Abeng.
Tanri Abeng yang kenal almarhum belum lama, mengaku sangat kehilangan. ''Pendirian Tanri Abeng University merupakan buah pemikiran Prof Qomari,'' ungkap Tanri Abeng haru.
Bagi para wartawan yang sering meliput UHAMKA, juga merasa kehilangan sosok yang ramah ini. Selama beliau menjabat sebagai Rektor UHAMKA, tak sedikit wartawan yang mendapat kesempatan kuliah di kampus UHAMKA untuk mengambil program S-1 maupun S2.
Mengenal Qomari Anwar
Qomari lahir dan dibesarkan di sebuah desa pertanian di kaki gunung Lawu, Ngawi, Jawa Timur pada tanggal 17 November 1952. Sejak kecil, dirinya mengenyam pendidikan di dunia Islam, almarhum mengenyam pendidikan SD Islam di kampungnya selanjutnya dia menamatkan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Darul Hikmah Ngompak.
Gelar sarjana pertamanya diperoleh di IKIP Muhammadiyah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, setelah itu beliau melanjutkan S2 di University of Sussex Inggris jurusan Pengembangan Kurikulum, dan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung konsentrasi Kebijakan Pendidikan.
Qomari juga berbakti pada negara dengan cara menjadi pengajar. Qomari mulai mengajar di beberapa sekolah, di antaranya di Tsanawiyah, Aliyah, SMP dan SMA Darul Ma’arif Jakarta sejak tahun 1975. Pada 1979, dia meminang Hj. Sri Nur’aini. Mereka dikaruniai tiga putra, yakni Ahmad Aris Anwari (1982) mahasiswa jurusan Tafsir-Hadist UIN Jakarta, Muhammad Faruq Hakim (1986) mahasiswa UHAMKA jurusan Teknik Infomatika, dan Muhammad Fahmi Ilhamullah (1989) mahasiswa UHAMKA jurusan Psikolog.
Sebagai praktisi pendidikan, Qomari juga meluangkan waktu untuk menulis karya ilmiah baik berupa makalah maupun buku. Di antara buku yang pernah diterbitkan adalah: Puasa dalam Islam (1992); Tuntunan Manasik Haji Tamattu’ (1993); Shalat dalam Islam (1993); Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa (2001); Pendidikan Nasional Indonesia Berwawasan Kebangsaan (2002); Reorientasi Pendidikan dan Profesi Keguruan (2002); PPP Masa Depan (2002): Revitalisasi Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional (2003); Peran Politik Umat Islam Indonesia (2003); Potret Pendidikan Indonesia (2003); Manajemen Stress Menurut Pandangan Islam (2003); Profesi Jabatan Kependidikan, Guru dan Kualitas Pembelajaran (2004); Pendidikan Indonesia yang Mencerahkan (2004), Bagaimana Menjadi Guru yang Efektif (2005), dan lain-lain. [desastian]