SURABAYA (voa-islam.com) - Juru bicara Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Jawa Timur, Zulkarnain menegaskan kemungkinan oknum aparat kepolisian di Surabaya hendak mempraktekkan 'skenario Bima' dalam kasus selebaran Gayungan. Skenario ini, sambung dia, pernah dilakukan para oknum polisi tak bertanggungjawab untuk menstigmatisasi anggota-anggota pengajian biasa di Bima, beberapa waktu lalu.
''Setelah ada stigamtisasi itu, lalu oknum polisi seolah memperoleh dalih untuk menangkap, menginterogasi, bahkan melakukan tindak kekerasan kepada anggota-anggota pengajian tak bersalah. Kami sudah mempelajari situasi semacam itu, berdasar informasi dari rekan-rekan tim pencari fakta yang memang terjun langsung ke sana,'' ujar pria berjenggot ini dalam jumpa pers di Surabaya, Rabu (7/3/2013).
Selama Orde Baru berkuasa, skenario semacam itu acap dikerjakan aparat intelijen rezim Suharto. Tujuannya, sambung pria yang biasa disapa Zul ini, untuk menyudutkan siapa saja yang kritis pada rezim. ''Skenario itu yang mau dipraktekkan juga di era sekarang, tapi sasarannya kini ke kelompok-kelompok tertentu. Setelah kelompok ini difitnah dengan stigma dalam selebaran, lalu oknum-oknum polisi itu punya alasan untuk melakukan operasi anti-terorisme,'' tandas mantan aktivis '98 ini.
Pada hari Sabtu (2/3/2013) pekan lalu, aktivis JAT Jatim bernama Bramantyo sempat terkejut ketika menemukan selebaran berisi fotonya tertempel di tembok-tembok rumah warga di kawasan Gayungan. Pria yang akrab disapa Bram itu spontan mencopot selebaran tersebut dan menelusuri siapa penempel foto itu. ''Kami memperoleh informasi dari pertemuan resmi dengan Kapolsek Gayungan Kompol Taufik Yulianto, bahwa selebaran itu resmi dari Polrestabes Surabaya,'' tegas Bram yang mendampingi Zulkarnain.
Rombongan JAT pun mendatangi Mapolrestabes di Jl Sikatan Surabaya pada hari Senin (4/3/2013). Namun, mereka tak bisa menemui Kapolrestabes Tri Maryono, hanya ditemui Kanit Intelkam Polres Darto. Tak puas dengan silang sengkarut informasi dari Polsek Gayungan dengan Polrestabes Surabaya, JAT Jatim pun melapor ke Propam Polda Jatim. Sayangnya, hingga saat ini baik Kapolrestabes Tri Maryono maupun Kanit Intelkam Polres Darto masih belum bisa dikonfirmasi. [Hamdan]