JAKARTA (voa-islam.com) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan sejumlah Media Islam Indonesia bersepakat untuk mengkampanyekan gerakan bersama untuk menjadi ikon utama kedermawanan Global dalam membantu saudara-saudara Muslim Rohingnya di Myanmar, Suriah, Somalia, dan Palestina.
Presiden ACT Ahyudin kepada wartawan memaparkan apa yang terjadi di Rohingnya saat ini. Dikatakan, mereka (muslim Rohingnya) sejak lama diperlakukan sebagai orang asing di negerinya sendiri. Saat ini warga Muslim Rohingnya tinggal di pengungsian. Mereka mengalami krisis pangan, minim layanan kesehatan dan hunian yang sama sekali tidak layak. Hal ini terjadi karena negara tak mengakui kewarganegaraan mereka.
Tahun 1997 tercatat, jumlah penduduk Rohingnya 7 juta jiwa, namun kini tinggal 700.000 jiwa. Penduduk Rohingnya menjadi pengungsi di Bangladesh sebanyak 400.000 jiwa, 60.000 jiwa di Thailand, 150.000 jiwa di Pakistan, 40.000 jiwa di Malaysia dan negara lainnya menolak kehadiran mereka sebagai pengungsi.
Salah satu Relawan ACT Fahrurrozi yang pernah bertugas menjalankan misi kemanusiaan di Myanmar, menjelaskan, sejak 1948 hingga hari ini, telah terjadi pembersihan etnik di Burma yang kini berganti menjadi Myanmar. Akibat itu, muslim Rohingnya lari untuk mengungsi ke negara-negara tetangga. Bangladesh sebagai “suaka tradisional” Muslim Rohingnya tidak cukup kondusif menolong pengungsian besar-besaran di wilayahnya.
“Saat ini muslim Rohingnya terus mengalami siksaan, rumah mereka dibakar. Kabar terakhir, ada lebih 150 orang muslim Rohingnya yang terdampar di Aceh. Tak dipungkiri, Muslim Rohingnya mendapat perlakukan keji oleh ekstrimis Buddha di sana. Dari 20 desa muslim, kini hanya satu desa yang bertahan. Tak ada lagi masjid yang tersisa di Myanmar, karena habis dibakar,” ungkap Relawan ACT.
Lebih lanjut dikatakan, dibanding 11 kelompok lainnya, Muslim Rohingnya dianggap kelompok yang tidak terlalu berbahaya. Sehingga penderitaan mereka menjadi panjang. “Kami relawan ACT Indonesia bersama teman-teman relawan dari Malaysia coba membantu. Karena ketidaktahuannya, Muslim Rohingnya mengira relawan Indonesia berkebangsaan Malaysia.
Melihat kondisi tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) tergerak mengajak semua pihak untuk membantu Muslim Rohingnya yang saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsian. Sejak Ramadhan 2012, ACT mendorong masyarakat Indonesia dan dunia membantu Muslim Rohingnya. Salah satunya adalah melalui Program Wakaf for Humanity, yaitu wakaf 1.000 shelter atau pemukiman yang dibangun di Kamp Se Tha Ma Gyi, di Sitwee, Myanmar.
Saat ini, baru 300 shelter yang telah selesai dibangun dan dihuni. Ribuan pengungsi lainnya masih menanti shelter berikutnya. Jadi masih 700 shelter lagi yang belum dibangun, khususnya untuk Muslim Rohingya. ACT mengajak kaum umat islam untuk peduli membantu saudara-saudara Muslim Rohingya di Myanmar, Suriah, Somalia dan Palestina.
Sementara itu Duta ACT, Eka Shanty -- yang juga founder & CEO Muslimah Beauty - mengajak umat Islam Indonesia untuk menggalang dana kemanusiaan untuk Muslim Rohingnya dan Suriah melalui Program yang disebut “Arisan Donasi” dan “Relawan Goceng”.
Arisan Donasi adalah ajang arisan para wanita yang hasilnya bukan untuk diambil, namun didonasikan untuk sahabat wanita dan anak-anak yang saat ini di landa musibah bencana alam dan kemanusiaan di Indonesia, maupun di Suriah, Rohingnya, Palestina dan Somalia. Hanya Rp.10.000 saja, para donasi sudah bisa membantu.
Sedangkan Program “Relawan Goceng”, siapapun bisa membantu, hanya dengan Rp 5.000 saja. “Jika kita mampu mengeluarkan uang untuk membeli pulsa, kenapa tidak hanya dengan goceng alias Rp. 5.000 rupiah saja. Modal Gaul Manfaat Global. Begitu motto program ini.
Sekilas ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation adalah lembaga filantropi yang berdiri sejak tahun 2005 dengan focus penanganan problema social, ekonomi, dan kemasyarakatan akibat bencana alam dan bencana kemanusiaan secara optimal dengan pendekatan Total Disaster Managemen (TDM) mulai tahap mitigasi, evakuasi, tindak darurat, rehabilitasi, pemulihan hingga rekonstruksi.
Dalamkiprahnya, ACT berhasil menggalang lebih dari 10 ribu relawan yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) serta memberdayakan donasi public dan korporasi (Corporate Soscial Renspobility) untuk disalurkan kepada jutaan penerima manfaat yang tersebar, bukan hanya di Indonesia, namun juga mancanegara. ACT senantiasa mengusung nilai-nilai kepedulian, kerelawanan, dan kemandirian masyarakat tanpa membedakan suku, bangsa, agama maupun golongan. [desastian]