View Full Version
Jum'at, 15 Mar 2013

INSISTS: Ali Ra Hampir Saja Bakar Orang yang Menuhankan Dirinya

SOLO (voa-islam.com) – Kelompok Syi’ah hanyalah sebuah kelompok kecil yang menginginkan agar kekhalifahan pasca Rasulullah Saw diberikan kepada Ali bin Abi Thalib. Mereka, tidak pernah mencaci, bahkan mengkafirkan sahabat-sahabat lainnya seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman.

Namun dalam perkembangannya, ada sebagian oknum dalam kelompok Syi’ah yang “main mata” dengan Yahudi yang ada disekitar Madinah untuk memecah belah persatuan para sahabat dengan mengkultuskan dan mengagungkan, bahkan sampai menuhankan Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang dilakukan oleh Abdullah bin Saba’. Saat itu, Ali langsung marah dan hendak membakar Abdullah bin Saba’, tapi kemudian Ali dicegah oleh sahabat lainnya untuk tidak membakar orang yang menuhankan sosok dirinya (Ali ra).

Demikian diungkapkan oleh Ketua INSISTS Dr. Hamid Fahmy Zarkasy saat menjadi keynote speaker dalam Seminar dan Kajian ilmiyah “Problematika Pemikiran Syi’ah”, Rabu (13/3) di gedung pertemuan masjid Istiqlal Sumber, Krajan, Surakarta. Acara yang diadakan oleh Pusat Studi Pemikiran dan Peradaban Islam (PSPI) Surakarta ini, diikuti oleh puluhan peserta, baik dari kalangan masyarakat, aktivis islam dan kalangan akademisi.

Hadir sebagai pemateri dalam kajian ilmiyah kali ini:  alumni ke-VI Pendidikan Kaderisasi Ulama (PKU) dan Institut Study Islam Darussalam (ISID) Gontor, Ponorogo, Jawa Timur yang bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).  Pembicara yang dihadirkan antara lain: Budhi Setyawan, S.Th.I, Muhammad Irfanuddin Kurniawan, S.Th.I, Jaenal Abidin Siregar, Lc, Agus Yasin, S.Th.I.

Menurut Hamid, hingga saat ini, Syi’ah terus berkembang bahkan tidak sedikit jumlahnya, seperti Syi’ah Zaidiyah, Isma’iliyah, Imamiyah, Kasainiyah, Rafidhoh, Ja’fariyah, Nushoiriyyah, dan lain-lain. Maka, menurut pria yang juga Ketua Umum MIUMI, solusi yang tepat untuk menghindari konflik Syi’ah-Sunni di Indonesia, adalah orang-orang Syiah harus keluar dari Indonesia. “Jika Indonesia sekarang dan kedepan ingin aman, maka pemerintah harus mengusir orang-orang Syi’ah dan agar mereka cari pulau diluar Indonesia,” tegasnya.

Berbeda dengan Hamid, Irfanuddin Kurniawan dalam makalahnya berjudul “Problem Cara Pandang Syi’ah Imamah Terhadap Sahabat Nabi SAW” menjelaskan, pandangan mereka(kaum Syiah) yang sering dan suka mencaci, bahkan mengkafir-kafirkan para sahabat Nabi Muhammad Saw tidak penah berubah, sejak  Syi’ah zaman dulu hingga sekarang tidak ada bedanya. “Realitanya, tren para ulama Syi’ah yang dulu dengan sekarang nampaknya sama. Sehingga sulit sekali untuk menyatakan bahwa Syi’ah yang ada sekarang ini bukanlah Syi’ah yang dulu,” tuturnya.

Berberbagai bentuk penyimpangan dan kesesatan syiah, antara lain: orang-orang Syi’ah berpandangan, bahwa selain orang Syi’ah adalah terlaknat, sesat, menyesatkan, halal harta dan darahnya. Lebih parah lagi,  kaum muslimin ahlu sunah lebih kafir daripada Yahudi dan Nashrani.

Sementara itu dipaparkan Budhi Setyawan, para ulama Syi’ah seperti Muhammad bin Ya’qub Al-Kulainy didalam Al-Kaafi, Kitab al-Hujjah dan Muhammad Baqir Al-Majisy didalam Bihar al-Anwar menyatakan, siapa saja yang tidak percaya terhadap Imamah Syi’ah maka dia telah kafir. Konsep Imamah inilah yang menjadi dasar dan mendesain seluruh ajaran dan konsep Syi’ah. Maka, barangsiapa yang tidak percaya kepada Imamah, berarti dia telah kafir. [Bekti]


latestnews

View Full Version