View Full Version
Sabtu, 16 Mar 2013

Apa Gunanya Pemerintahan, Tidak Becus Kendalikan Lonjakan Harga Bawang

JAKARTA (voa-islam.com) – Gila-gilaan. Sejak beberapa pekan lalu harga bawang merah awalnya hanya mencapai Rp 25.000-Rp 28.000 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 40.000, dan saat ini harganya mencapai Rp 55.000-60.000 per kilogram. Di sejumlah daerah, bahkan ada yang tembus Rp.100.000 per kilogram.

Konsumen banyak yang terkejut dengan kenaikan harga bawang merah yang cukup signifikan itu. Apalagi kenaikannya cukup cepat, hanya berlangsung selama beberapa pekan.Akibatnya, bnyak konsumen yang mengurangi pembeliannya, kalau semula biasa membeli 2 kilogram, kini menjadi 1 kilogram atau setengah kilogram.

Di tengah tingginya harga bawang merah, stok bawang merah di pasar tradisional diakui para pedagang semakin menipis. Sementara itu, tersendatnya pasokan bawang lokal membuat bawang impor membanjiri pasar di sejumlah daerah.

Seperti diberitakan media massa, pedagang distributor dan pengecer di Pekanbaru mengaku pasokan bawang impor dari Cina dan Thailand lebih mudah didapatkan ketimbang bawang lokal dari Jawa dan Sumatra Barat.

Seorang pedagang lainnya, Saiful (50), mengatakan bahwa saat harga bawang terus naik, membuat pedagang juga lebih memilih menjual bawang impor sebab harga bawang tersebut lebih murah daripada bawang lokal. Harga bawang putih dan bawang merah impor kini mencapai Rp 40 ribu per kilogram (kg), sedangkan harga bawang lokal Rp 45 ribu per kg. "Harganya tentu lebih murah bawang impor," katanya.

Kebijakan pembatasan impor tersebut kuat dugaan masih memiliki celah karena tindakan penyelundupan bawang impor melalui Kota Dumai, Riau. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Petugas Bea dan Cukai (BC) Kota Dumai pada tanggal 4 Maret lalu yang menggagalkan penyelundupan impor bawang sebanyak 27 ton. BC Dumai menyita empat unit mobil truk colt diesel dengan kemasan sebanyak 1.326 karung bawang yang masing-masing ukuran 20 kg bawang dari Thailand.

SBY Marahi Menteri Soal Bawang

Pada saat Presiden SBY bertemu dengan para Pemimpin Redaksi (Pemred) media nasional di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2013), SBY mengaku habis kesabarannya menghadapi para pembantunya di kabinet yang mengurusi persoalan meroketnya harga bawang merah dan bawang putih saat ini.

Menurut SBY, para menteri terkait tidak kompak dalam upaya mengatasi permasalahan ini. Menteri yang dimaksud adalah Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian. "Saya memang marah kemarin, karena urusan bawang merah dan putih ini berhari-hari kurang cepat, kurang kongklusif, dan kurang nyata penanganannya," ujar SBY di Istana Negara, Jakarta, Jumat 15 Maret 2013 lalu.

Soal bawang merah, lanjut SBY, Indonesia sebenarnya merupakan negara eksportir. Namun pada musim-musim tertentu memang harus melakukan impor guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Saya pernah ke Brebes langsung dan berdialog dengan petani bawang merah, saya mengerti apa yang dirasakan petani kita," kata SBY.

Sedangkan untuk bawang putih, menurut SBY, mayoritas kebutuhan Indonesia memang dipenuhi dari produk impor, khususnya dari China. Soal keluhan harga bawang putih yang membumbung tinggi di pasaran, itu lantaran pasokan impor sempat tertahan di pelabuhan. 

Khusus mengenai kenaikan harga bawang merah, SBY juga berharap petani lokal turut menikmati keuntungan. "Mudah-mudahan yang memiliki rezeki petaninya, bukan pedagangnya yang terlalu banyak mengambil keuntungan," kata SBY. [desastian/dbs]


latestnews

View Full Version