JAKARTA (voa-islam.com) – Gedung Sekretaris Negara (Setneg), tempat menyimpan arsip negara, kemarin ludes terbakar. Sebenarnya, kebakaran itu bukan satu-satunya peristiwa besar yang terjadi di Kompleks Istana Kepresidenan. Sebab, di awal tahun kemarin tepatnya pada 17 Januari, kantor kerja SBY juga pernah kebanjiran.
Saat itu, curah hujan di Jakarta sedang meningkat dratis. Saking derasnya hujan, tanggul di Latuharhary jebol dan aliran air tak terbendung. Kawasan Sudirman, MH Thamrin, dan Medan Merdeka terendam banjir. Beberapa gedung vital seperti Istana Presiden dan Balai Kota Jakarta tergenang air dengan ketinggian air sampai 50 cm.
Saat kebakaran terjadi, Presiden SBY baru saja usai memimpin rapat kabinet terbatas. Dalam rapat itu hadir Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Semua peserta rapat termasuk SBY langsung terlihat panik. SBY, Wapres Boediono dan semua menteri langsung beranjak dari kursi. Mereka terlihat berlari-lari kecil meninggalkan ruang Rapat Terbatas di Kantor Presiden. Karena penasaran, sebagian dari mereka bergegas menuju ke lokasi kebakaran yang jaraknya lebih kurang 50 meter. Sedangkan yang lainnya termasuk Wapres Boediono meninggalkan lokasi.
Insiden kebakaran ini baru pertama kali terjadi di Kompleks Kepresidenan sejak dibangun tahun 1796. Tentu saja ini membuat SBY dan sejumlah menteri kaget dan tak percaya. SBY tampak menyempatkan diri meninjau langsung proses pemadaman. Tak hanya SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan putranya Edhie Baskoro Yudhoyono juga ikut melihat langsung dari dekat proses pemadaman.
Gedung Sekretariat Negara yang berada di Kompleks Kepresidenan, Jakarta Pusat, ternyata baru direnovasi pada 2012. Anggarannya cukup fantastis, mencapai Rp 41.397.859.000. Hal itu berdasarkan data dari Rinciang Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP) 2012 Lampiran 4 BA007 yang dilansir oleh Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA).
Selain proyek renovasi gedung Setneg, juga terdapat proyek untuk perbaikan rel pintu gerbang kantor Setneg senilai Rp 349.050.000. Ada juga pembangunan pagar pengaman aset tanah Setneg senilai Rp 2.050.990.000. Renovasi tak hanya terjadi di lingkungan Setneg, tapi juga Istana Negara. Untuk renovasi Istana Kepresidenan dianggarkan Rp 10.680.518.000.
Sekretaris Mensesneg, Lambock V Nahattands menduga kebakaran yang terjadi di lantai 3 Gedung Setneg itu akibat korsleting listrik. "Sementara, dugaan kita kebakaran tersebut akibat korsleting listrik. Itu dugaan sementara," kata Sekretaris Mensesneg Lambock V. Nahattands dalam konferensi pers, Kamis (21/3/2013) petang.
Amankan' Dokumen Century
Menanggapi kebakaran gedung setneg, Sekretaris Jenderal Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia, Adhie Massardi, menilai ada unsur kesengajaan dalam kebakaran gedung Sekretariat Negara. Terutama untuk memusnahkan dokumen penting. "Ya, ini diduga sengaja menghilangkan dokumen penting. Terutama yang menyangkut masalah Century. Sebelum Boediono lengser dia ngamanin dokumen dulu," kata Adhie Massardi di Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Api melahap lantai 3 gedung Setneg. Kebakaran terjadi sekitar pukul 17.20 WIB. Saat ini sudah 27 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk memadamkan api.
Sementara itu mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pun langsung membuat status di BlackBerry Messenger (BBM)-nya. "Ketika Alam Bicara," tulis Anas di BBM-nya sekitar pukul 21.00 WIB, Kamis (21/3/2013).
Entah apa maksud Anas dari status BBM-nya itu. Namun, sehari sebelum Gedung Setneg terbakar, bencana alam juga menimpa keluarga Presiden SBY di Pacitan.
Puluhan rumah rusak akibat diterjang angin puting beliung. Satu di antaranya rumah milik orangtua Presiden SBY. Selain merusak rumah, angin kencang juga menumbangkan sejumlah pohon besar. Kondisi atap rumah almarhum Raden Soekotjo, orangtua Presiden SBY di Desa Punung, Kecamatan Punung, terlihat porak poranda. Sejumlah genting rumah terlepas akibat tidak kuat menahan kencangan hembusan angin yang berputar.
Musibah ini terjadi Selasa 19 Maret 2013 kemarin. Saat itu, wilayah Pacitan diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Dan saat itu, muncul awan hitam berputar-putar. Sunarti, keponakan SBY, yang ketika itu berada di rumah berusaha keluar menyelamatkan diri. "Kejadiannya tidak tahu persis tiba-tiba ada suara gemuruh dan merusak atap rumah. Saya pun keluar rumah menyelamatkan diri," kata Sunarti. [Desastian/dbs]