JAKARTA (voa-islam.com) - Menyikapi teror penyerangan bersenjata terhadap kasus Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, MA, mendesak Presiden SBY jangan hanya mengeluarkan pernyataan yang diulang-ulang tanpa tindakan nyata.
Menurutnya kasus penyerangan Lapas hingga menewaskan 4 tahanan tersebut telah meruntuhkan wibawa pemerintah.
“Saya tidak bisa berkata-kata lagi dengan terjadinya aksi kekerasan demi kekerasan termasuk yang diduga dilakukan oleh aparat negara. ini sungguh meyakinkan kita bahwa wibawa pemerintah ini sudah runtuh dan itu tidak bisa dijawab oleh presiden; negara tidak boleh kalah! Yang selalu diulang-ulang, karena kalau itu diulang-ulang sesungguhnya negara sudah kalah,” kata Din Syamsudin usai konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, pada Kamis (28/3/2013).
Menurut Din, kasus ini harus disikapi secara mendasar pada era refrormasi sekarang ini. Belum terungkapnya pelaku penyerangan adalah bukti bahwa low enforcement di negara ini lemah.
Ia pun menambahkan, tak ada gunanya pernyataan presiden bahwa negara tak boleh kalah tanpa bertindak nyata.
“Selama yang di atas berdiam diri saja, dan hanya mengeluarkan pernyataan demi pernyataan; ini meruntuhkan wibawa negara, memang iya, lantas apa? Bahwa negara tidak boleh kalah, iya memang sudah kalah, lantas so what gitu loh?” imbuhnya.
Jika kasus kekerasan terus berlanjut dan mendapat penanganan yang lambat, maka Indonesia akan masuk pada kategori negara gagal.
“Saya tidak habis-habisnya menyampaikan, karena sudah kehilangan kata-kata, ini akan terus berlanjut bahwa kita sudah masuk kepada kategori negara gagal,” tegasnya. [Ahmed Widad]