View Full Version
Ahad, 31 Mar 2013

Abdullah Hehamahua: Saya Orang Paling Malu di KPK karena Dianggap PKS

JAKARTA (voa-islam.com) - Penasehat KPK, Abdullah Hehamahua membantah jika KPK telah melakukan tebang pilih. Ia mengungkapkan bahwa penindakan yang dilakukan oleh KPK sudah sesuai ketentuan hukum.

Hal tersebut disampaikan Abdullah saat ditanya tentang kasus korupsi keluarga istana yang ramai diberitakan di media massa.

Yulianis, anak buah mantan bendahara partai Demokrat, Nazarudin mengungkapkan jika putra bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono pernah menerima aliran dana sebesar US$ 200 ribu dari PT Permai Group. Namun, hingga kini Ibas belum juga diperiksa apalagi dijadikan tersangka.

“KPK itu lembaga hukum bertindak berdasarkan hukum bukan berdasarkan berita Koran. Jadi biar pun 200 juta rakyat Indonesia ngomong, itu bukan alat bukti bagi KPK. Oleh karena itu KPK hanya menangani yang merupakan domain KPK. Tidak semua kasus korupsi itu domain KPK, ada juga domain polisi,” kata Abdullah Hehamahua, Sabtu (23/3/2013).

Di sisi lain, Abdullah juga menampik tudingan konspirasi yang sempat berkembang setelah mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishak tertangkap tangan atas dugaan kasus korupsi impor daging sapi. Tudingan itu makin gencar tatkala Kedubes AS Scott Marciel mengunjungi KPK

“Itu fitnah, bohong itu. Kasus korupsi sapi itu sejak tahun 2011 sudah diproses. Dubes AS itu baru datang bulan lalu,” tegasnya.

Justru saat penangkapan presiden PKS, Abdullah sangat prihatin dan malu karena selama ini dirinya dianggap sebagai kader PKS di KPK. “Saya orang paling malu di KPK karena di KPK saya dianggap orang PKS,” pungkasnya.

Sementara itu, KPK telah menetapkan mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishak (LHI), sebagai tersangka dengan sangkaan bukan hanya korupsi, tetapi melakukan tindak kejahatan pencucian uang, dan dikenakan pasal yang berlapis oleh KPK. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version