View Full Version
Rabu, 03 Apr 2013

Pihak Keluarga Ungkap Kronologis Penangkapan Fajar Sidiq

TASIKMALAYA (voa-islam.com) - Khoir, Orang tua Fajar Sidiq mengungkapkan kronologis penangkapan anaknya. Ia menyampaikan penuturan para saksi mata di lokasi penangkapan yang menceritakan bahwa Fajar mendapat perlakuan tidak manusiawi saat ditangkap.

Pada hari Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 10.00 WIB Fajar hendak mengirim barang ke Sulawesi, ia pun menanyakan logistik pengiriman barang yang cocok pada adiknya. “Kata adikanya, sudah kirim pakai Dakota aja, adanya di Kalangsari, Jl. Muhammad Hatta, coba tanya dulu ongkos kirim berapa ke sana,” kata Khoir sambil menirukan anaknya kepada voa-islam.com (3/4/2013).

Karena lokasinya dekat, Fajar berangkat dengan santai, tidak menggunakan helm, tidak membawa hand phone termasuk juga dompet, mungkin karena saking dekatnya ke sana lantaran keperluannya hanya sebatas bertanya ongkos pengiriman barang.

“Tapi kata orang-orang itu sudah dibuntuti dari tempat ini. Pas di Dakota itu ada yang nyergap katanya. Motornya ditendang, Fajarnya jatuh, lalu disergap oleh orang yang naik motor Bison. Terus ada orang dengan baju biasa, mungkin dia informan, lalu motornya diambil anak itu. Fajar lalu ditangkap, dilempar dimasukkan ke mobil Avanza hitam,” ungkapnya.

Lama tak pulang, Khoir yang tak tahu Fajar ditangkap. Mulai mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Bahkan ia sempat mencarinya ke rumah sakit karena khawatir anaknya kecelakaan, namun ia kembali dengan tangan hampa tanpa mengetahui keberadaan Fajar.

“Setelah Zuhur, saya bertanya-tanya, si Fajar tidak pulang-pulang ke mana ini? Lalu saya tanya istrinya; Fajar ke mana? Dia bilang tadi ke Dakota tapi belum pulang. Setelah itu sampai Ashar tidak ada, Maghrib pun tidak ada. Sore itu kami ke Rumah Sakit, karena was-was mencari, melihat-lihat barangkali jatuh atau kecelakaan tapi tidak ada. Terpaksa kami pulang dengan tangan hampa,” ujarnya.

Tak menyerah, Kamis keesokan harinya ia mendatangi konter pengiriman barang Dakota yang pada hari Rabu hendak dituju Fajar. Di sinilah Khoir mulai terkejut ketika mendapat informasi adanya penangkapan dari penjaga konter.

“Lalu keesokan harinya jam 09.00 WIB saya datang ke Dakota menanyakan apakah ada yang datang ke sini menanyakan biaya pengiriman barang ke Sulawesi? Lalu dijawab tidak ada. Saya bertanya lagi, ada kejadian tidak kemarin? Lalu dijawab kalau kejadian ada, sampai mobil itu macet. Kejadiannya ada penyergapan orang, yang disergap itu motornya oranye. Itu pas, anak saya pakai motor Shogun oranye. Katanya dia ditendang dari motor, dicekik, terus dimasukkan ke mobil Avanza. Banyak orang di sana yang melihat di dalam mobil itu senjata laras panjang semua,” tuturnya.

Mendengar informasi bahwa kemungkinan besar anaknya ditangkap, warga masyarakat sekitar termasuk para tetangga pun bersimpati. Lantaran pihak aparat yang lambat memberikan surat penangkapan Fajar, warga pun jengkel sebab hal ini seperti kasus penculikan. Pasalnya, Fajar dikenal sebagai orang baik-baik, guru ngaji dan kerjanya hanya berdagang busana muslim.

“Hari Senin itu sempat mau ada aksi karena diketahui anak kami menghilang atau diculik, reaksi massa itu alhamdulillah, pendukung-pendukung kami itu di Tasikmalaya pada tahu.  Jadi reaksi massa itu kalau tidak dicegah, tidak tahu akan bagaimana,” ujarnya.

Pihak keluarga akhirnya mendapat kabar dari pihak kepolisian bersamaan dengan surat penangkapan, bahwa Fajar telah ditangkap dan kini berada di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Namun di sisi lain, ia menyayangkan perlakuan aparat kepolisian dalam hal ini Densus 88 yang tidak manusiawi dalam melakukan proses penangkapan. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version