View Full Version
Kamis, 04 Apr 2013

Aktivis Kemanusiaan Suriah: Ada Kejanggalan Wafatnya Syaikh Al- Buthi

JAKARTA (voa-islam.com) – Ada tiga kejanggalan ihwal wafatnya Syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi beberapa waktu lau di Masjid Damaskus. Kejanggalan itu meliputi: masjid disterilkan oleh tentara Suriah. Tidak ada yang boleh masuk ke dalam masjid tersebut. Kemudian, dilakukannya evakuasi terhadap keluarga Syekh Al Bothy, dan daya ledak yang sangat rendah.

“Saya tidak percaya, wafatnya Syeikh al Buthi karena serangan bunuh diri oleh kelompok mujahidin. Fakta di lapangan, terdapat kejanggalan. Jika betul-betul bom seperti diberitakan, pasti tingkat kerusakannya lebih besar. Ini justru tidak demikian. Bahkan yang terluka pun hanya terkena serpihan saja, dan korbannya sedikit,” katanya aktivis kemanusiaan Suriah (Syrian Society for Humanitarian Relief and Development) Syaikh Ghiyats Abdul Baqi heran.

Syaikh Ghiyats menegaskan, insiden yang terjadi di masjid tersebut tidak dilakukan oleh mujahidin Suriah. Yang jelas, akhlak mujahidin tidak akan menyerang masjid dan ulama. Yang ia ketahui, penghancuran masjid kerap dilakukan sejak Hafidz Asad, ayahnya Bashar Asad, berkuasa. “Apa yang dilakukan Rezim Bashar Asad dengan menyerang masjid dan membunuh ulama, adalah upaya untuk menebar fitnah dan pencitraan buruk terhadap mujahidin Suriah,” tandasnya.

Lebih lanjut, Syaikh Ghiyats tidak ingin menghukumi seseorang itu masuk Surga atau Neraka. Dikatakannya, itu urusan Allah. “Saya hanya mendoakan semoga Allah menerima amal dan kebaikan Syaikh Al Buthi selama di dunia.”

Sementara itu Penasehat Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) mengingatkan kepada media Islam agar hati-hati dalam memvonis ulama. Kabarnya, ada teguran dari sejumlah ulama di Jakarta agar tidak menyampaikan hal yang keliru terkait Syaikh Al-Buthi.

“Jangan sampai Assad terbahak-bahak untuk kedua kalinya lantaran umat Islam berpecah belah dalam menyikapi terbunuhnya penulis Fiqhus Sirah itu,” tegas Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) yang juga Ketua Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM.  

 “Terbunuhya Syaikh Al Buthi adalah skenario yang dimaksudkan untuk mengalihkan isu dan memecah belah umat Islam. Karenanya, kita harus menjaga persatuan. Sebab, kalau kita ribut dan berpecah belah, Bashar Asad tambah terbahak-bahak,” ungkap Pengasuh Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) ini.  [desastian]


latestnews

View Full Version