View Full Version
Senin, 08 Apr 2013

Percayalah SBY! Yenny Wahid Tidak Angkat Dongkrak Partai Demokrat

JAKARTA (voa-islam.com) - Masuknya Yenny Wahid ke Partai Demokrat diharapkan akan mendongkrak perolehan suara partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pemilu 2014. Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, menilai, masuknya  putri Abdurahman Wahid alias Gus Dur (alm) ke partai pimpinan SBY tersebut, tak menjamin akan membawa gerbong NU.

"Seberapa besar Yenny Wahid membawa gerbong NU ke Partai Demokrat? Bahwa dia orang NU, iya. Tapi kalau dia membawa gerbong NU, masih harus dilihat nanti. Lah iya, putri dari Gus Dur iya. Tapi seberapa kemampuan dia membawa gerbong kan harus dilihat nanti," kata KH Hasyim Muzadi, Mantan Ketua Umum PBNU seperti dilansir berita jatim.com, usai mengisi Seminar Nasional 'Bahaya Laten Komunis di Indonesia' di kantor Pemkab Pasuruan, Senin (8/4/2013).

Menurut KH Hasyim Muzadi, tak harus di Partai Demokrat, warga NU juga bebas memilih harus aktif di partai politik mana saja. Dia menambahkan, masuknya Yenny Wahid ke Partai Demokrat juga tak perlu restu darinya. "Saya kira normal saja, karena anak NU bisa bertempat dimana-mana. Itu tidak perlu persetujuan saya. Jalan saja," ungkap Rois Syuriah PBNU tersebut.

Hal senada juga dikatakan Ketua Fraksi PKB, Marwan Jafar. Ia menilai hengkangnya Yenny ke partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak akan berdampak positif bagi partainya. Tokoh NU tetap berada dibarisan PKB.

"Tidak ada itu, dia tidak pernah jadi aktivis NU, baik pelajar maupun pemudi. Jadi tidak punya jaringan. PBNU mensupport penuh PKB, Badan Otonom PBNU mensupport PKB," kata Marwan kepada Inilah.com, Jakarta, Senin (8/4).

Dia menegaskan, Yenny tidak memiliki akar sejarah dalam NU. Bahkan, Yenny juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk menarik barisan ulama NU serta gerbong pengikut Gus Dur. "Yenny tidak punya keringat di NU. Banyak fakta-fakta politik yang bisa dilihat. Yenny sama sekali tidak mempengaruhi barisan-barisan Gus Dur," tegas Marwan.

Diberitakan sebelumnya, Partai Demokrat meyakini bergabungnya Yenny Wahid bisa berdampak kepada perolehan suara partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono itu pada Pemilu 2014.

Elit di Demokrat yakin masuknya Yenny Wahid akan menjadi magnet bagi Demokrat untuk menarik beberapa tokoh NU yang selama ini menjadi basis dari PKB. "Nanti makin banyak lagi tokoh ulama yang gabung," tandas Sutan Batugana yang sebelumnya sempat minta maaf kepada Yenny Wahid dan keluarga Gus Dur terkait statemennya yang menyebut Gus Dur jatuh karena korupsi.

Manuver Yenny: Rusak Citra Demokrat?

Keputusan Yenny Wahid masuk ke Partai Demokrat setelah partai yang didirikannya, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), gagal menjadi peserta Pemilu 2014, membuat kaget sejumlah pihak.

Yenny Wahid mengaku telah melakukan komunikasi politik dengan elit Partai Demokrat, khususnya Ketua Umum Partai Demokrat SBY. Masuknya Yenny ke Demokrat, dinilai sebagai manuver politik.

Sepekan sebelum KLB digelar, Yenny bersama Sang Ibunda Shinta Nuriyah sempat bertandang ke kediaman SBY di Cikeas, Jawa Barat. "Keluarga besar KH Abdurrahman Wahid juga sudah lama ingin bersilaturahim ke kediaman Presiden SBY di Cikeas," kata Juru Bicara Keluarga Gus Dur Imron Rosyadi Hamid saat menjelaskan kehadiran Yenny dan Ibunya ke kediaman SBY.

Yenny kemudian maju sebagai calon anggota legislatif dari Partai Demokrat. Yenny dinilai elit partai,  pantas menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. Putri Gus Dur itu bahkan digadang-gadang sebagai sosok yang cerdas, representasi Gus Dur dan NU. Akankah Yenny Wahid membawa peruntungan? Atau malah nasib sial?

Terbetik kabar, Yenny disebut-sebut akan masuk di Partai Gerindra. Partai ini tidak asing dengan Yenny Wahid. Selain suaminya, Dhohir Farisi kini menjadi anggoat DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, dalam Pemilu 2009 lalu, Yenny Wahid turun langsung ke lapangan berkampanye untuk Partai Gerindra.

Yenny selama ini bersuara kritis terhadap pemerintahan SBY. Sikap kritis Yenny mulai tampak ke permukaan sejak dirinya tidak lagi menjadi Staf Khusus Presiden SBY Bidang Komunikasi Politik.

Yang menarik, saat konflik antara dirinya dengan A Muhaimin Iskandar di PKB, Yenny menuding pemerintahan SBY berada di belakang Muhaimin Iskandar. Hal itu ditunjukkan dengan koalisi PKB dan Partai Demokrat dalam Pilpres 2009 lalu. Ketika itu, Yenny menilai ada konspirasi pemerintahan SBY untuk memenangkan Muhaimin selama proses di pengadilan.

Bagi Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar tentang bergabungnya Yenny Wahid ke Partai Demokrat, tidak ada masalah. Menurut dia, sejak Pemilu 2009 lalu Yenny sudah tidak lagi di PKB.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, kabar soal Yenny Wahid yang akan menjadi Wakil Ketua Umum sudah tersebar ke seluruh kader Partai Demokrat.

Akankah Yenny Wahid yang berpaham liberal itu akan mendongkrak Partai Demokrat? Atau justru malah merusak citra Partai Demokrat. Aneh saja, jika gembong liberal tiba-tiba masuk ke Partai Demokrat yang sudah terpuruk itu. Akankah kelompok liberal sudah tidak lagi terwadahi di PKB, sehingga berpindah kendaraan politik ke Demokrat? [desastian/dbs]

 


latestnews

View Full Version