View Full Version
Kamis, 11 Apr 2013

RUU Ormas, Bentuk Kegalauan SBY Pasca Tidak Lagi Jadi Prresiden

JAKARTA (voa-islam.com) -  RUU Ormas yang kabarnya akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR Jum’at besok, terus menuai kontroversi dan penolakan. Tak terkecuali organisasi massa Islam terbesar di Indonesia seperti Muhammadiyah.  Bagi Muhammadiyah, RUU ini seperti membalikkan trauma masyarakat atas rezim yang represif.

“Jika RUU Ormas ini betul-betul digolkan menjadi UU, masyarakat tidak bisa lagi berbuat apa-apa. RUU itu sangat bertentangan dengan UUD 45 Pasal 28 tentang kebebasan berpendapat dan berserikat, karena itu wajib kita tolak.  Kita tidak mau kebebasan berpendapat harus diatur-atur oleh pemerintah,” ujar aktivis Muhammadiyah Muhammad Nouval Dunggio, yang Jum’at besok akan menjadi Korlap (Koordiantor Lapangan) warga Muhammadiyah saat unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR besok.

Nouval yang juga Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta mengatakan, dirancangnya RUU Ormas ini adalah bentuk ketakutan SBY pasca tidak menjadi presiden lagi. Jadi, bukan ketakutan sekarang. Ketakutan itulah yang melahirkan UU Kamnas, RUU Ormas, dan RUU lainnya.

“Kita tahu, SBY ini gudangnya masalah, kita mau dibuat lebih parah dari  zaman Soeharto.  SBY itu boleh dibilang lebih parah dari Soeharto.  Jika dulu Soeharto hanya menggarap orang tertentu saja, sedangkan SBY ingin menggarap semua lini. Kita dipaksa untuk tunduk pada SBY melalui RUU Ormas,” kata Nouval.

Lebih lanjut aktivis pemuda Muhammadiyah ini mengatakan, di zaman Soeharto,  tidak sampai berlebihan mengatur organisasi, tapi sekarang organisasi yang sudah lama seperti Muhammadiyah, bila tidak sependapat atau tidak ikut selera pemerintah, maka melalui UU Ormas ini nantinya, Muhammadiyah sudah bisa dibubarkan.

“Soeharto saja tidak berani membubarkan Muhammadiyah melalui UU, tapi melalui UU Ormas pemerintah sudah bisa membubarkan. Dengan bahasa menjebak, setiap peraturan itu harus mengikuti peraturan pemerintah. Persoalannya, siapa yang bisa mengontrol peraturan pemerintah. Kalau pemerintahannya  setan, lalu kita lawan, bisa-bisa sebuah organisasi yang melakukan perlawanan bisa dibubarkan dengan menggunakan alat negara,” tukas Nouval.         

Nouval memastikan, Muhammadiyah bukan sedang mencari-cari kesalahan pemerintah, tapi memang pemerintah SBY sudah keliru, dan gagal membawa rakyat Indonesia hidup lebih sejahtera. “Nyatanya, hanya segelintir orang yang bisa menikmatinya. Segelintir itu ya kroni presiden dan partai yang berkuasa.”

Kegalauan SBY

Siapa dibelakang yang hendak menggolkan RUU Ormas? “Dibelakangnya adalah ketakutan dan kegalauan SBY itu sendiri. SBY takut dirinya dan keturuannya diciduk oleh negara, atas nama keadilan.”

Pemerintah yang berkuasa tidak ingin ormas berkoar-koar dan protes serta menututut digelarnya proses hukum kasus Century, Hembalang, setidaknya yang melibatkan keluarga SBY. “Kita lihat saja, sekarang yang sering berteriak untuk mengungkap kasus Century dan Hambalang itu ya ormas, bukan LSM.

Yang jelas, penolakan terhadap RUU Ormas ini bukan hanya ormas Islam saja, tapi juga elemen lain, termasuk PGI dan KWI. Nouval mengaku mendapat SMS gelap, yang berisi, LSM asing menunggangi Din Syamsuddin agar menolak RUU ormas. “Seorang professor seperti Din Syamsuddin tidak mungkin ditunggangi,” bela Nouval.

Nouval prihatin, RUU Ormas ini akan menghalang-halangi orang Islam untuk berinfaq dan bersedekah. Misalnya, harus tahu hamba Allah yang memberi dana, dan kita tidak boleh menyumbang untuk Palestina.

“Bayangkan lembaga zakat yang tidak ada badan hukumnya jumlahnya banyak. Nah, dengan UU Ormas ini nantinya, lembaga zakat bisa saja dibubarkan. Termasuk menjerat siapa hamba Allah yang menyumbangnya. Ini sekali lagi bentuk kegalauan SBY pasca tidak lagi jadi presiden,” ungkap Nouval.

Perlu diinformasikan, besok pagi, jelang shalat Jum’at, seluruh warga Muhammadiyah se-Jabodetabek, termasuk Banteng dan Tangerang akan mengerahkan massa untuk berunjuk rasa didepan gedung DPR. Estimasi warga Muhammadiyah yang akan turun besok sebanyak 10 ribu orang. Bahkan ormas Islam dan ormas lain akan bergabung dalam barisan ini. [desastian]


latestnews

View Full Version