SOLO (voa-islam.com) – Akhirnya RUU Organisasi Masyarakat (Ormas) tidak jadi disahkan saat Sidang Paripurna DPR RI, Jum’at (12/4/2013) hari ini. Pengesahan tersebut tidak jadi dilakukan lantaran seluruh fraksi yang ada di DPR sepakat untuk menunda RUU Ormas disahkan pada sidang ketiga ini.
Sebelumnya, Pansus Ormas merencanakan 12 April 2013 sebagai batas waktu pengesahan revisi UU No 8 tahun 1985 tentang Ormas. Namun, DPR RI menangguhkan pengesahan RUU Ormas pada masa sidang ketiga yang berakhir ditutup hari ini, Jum’at (12/4/2013).
“Dari laporan yang saya terima, RUU ini akhirnya disepakati untuk ditunda, karena ada beberapa pasal yang perlu penyesuaian. Semua fraksi sepakat dengan RUU ini sehingga mengesahkan pada masa persidangan berikut tidak masalah, “insya Allah,” tutur Ketua DPR RI Marzuki Ali kepada awak media, Jum’at (12/4/2013).
Sementara itu, Ketua DPW Front Pembela Islam (FPI) Solo Raya, Ustadz Khoirul RS. menilai bahwa sikap ambigu parpol yang berbasis massa Islam di DPR RI tidak akan berani menolak dengan tegas RUU Ormas. Menurutnya, sistem Demokrasi buatan orang kafir tersebut sudah sangat sistematis terbukti merusak dan merasuki parpol berbasis massa Islam dan juga para pimpinannya.
“PKS dan (parpol -red) yang semisal gak mungkin menolak. Karena PKS ini partai yang mengatasnamakan Islam, tapi jiwanya jiwa PKI. Lebih baik partai nasional daripada PKS,” jelasnya kepada voa-islam.com pada Jum’at (12/4/2013) sore.
...Dalilnya sudah jelas, orang yang mengatasnamakan Islam dan tidak menolak kemaksiatan (RUU Ormas dan acara Miss World -red) itu namanya munafiq tulen...
Salah satu bukti yang sangat jelas menurut Ketua Bidang Nahi Mungkar DPD FPI Jawa Tengah ini adalah adanya rencana pagelaran Miss World 2013 yang akan di adakan di Bali dan Bogor tidak secara tegas ditolak. Padahal, lanjut Ustadz Khoirul, dengan posisi mereka di parlemen seharusnya bisa dengan lantang menolak ajang pamer aurat tersebut.
“Dalilnya sudah jelas, orang yang mengatasnamakan Islam dan tidak menolak kemaksiatan (RUU Ormas dan acara Miss World -red) itu namanya munafiq tulen,” ungkapnya.
Lebih terarah, anggota bidang ke-laskaran Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) ini menegaskan bahwa ada dan tidaknya PKS tidak memberi pengaruh dan manfaat bagi masyarakat secara luas. Sebaliknya, dengan adanya parpol semacam itu malah membikin masyarakat bodoh dan bingung, serta membuat aktivis Islam “serba salah” saat menghukumi penggerak sistem kufur Demokrasi.
“Jadi, ada atau tidaknya PKS dan partai lainnya ini sama saja dan gak ada pengaruh apapun. Justru kalau gak ada PKS agak sedikit baik. Sebab, dengan adanya PKS ini malah membingungkan umat dan penghalang di tegakkannya syari’at Islam,” paparnya.
Singkat kata, dengan sistem perpolitikan seperti sekarang ini, akan menimbulkan sikap tak jelas dan setengah-setengah dari parpol berbasis massa Islam. Yang ada dan realitanya, banyak dari anggota parpol berbasis massa Islam malah “latah” terlibat berbagai macam kasus korupsi.
“Korupsi saja masih menggelayuti mereka, kok disuruh menolak RUU Ormas. Pendek kata, PKS yang sekarang ini yang penting cari duit,” pungkasnya. [Bekti]