JAKARTA (voa-islam.com) – Sekjen Majelis Intelektual Dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Natsir mengaku terhina dan merasa terteror dengan kehadiran Densus 88. Karena ternyata, nyawa orang Australia itu lebih penting dan berharga daripada bangsa Indonesia.
“Saya teringat dengan seorang penasihat Presiden Anwar Sadat yang mengatakan, wahai pemuda Islam bersiap-siaplah dengan sesuatu yang akan menimpa kemudian. Dan benar saja, muncullah peristiwa 11/9, pasca kejadian itu, dibuatlah UU Terorisme. Padahal ketika itu, Yusril Ihza Mahendra pernah mengatakan penyusunan UU terlalu lebay alias berlebihan. Bahkan pelaku 11/9 pun belum jelas siapa pelakunya,” ujar Ustadz BN, begitu ia akrab disapa.
Itulah sebabnya, lanjut Ustadz BN, UU Terorisme sudah terlalu usang, dann sangat usang. Dalam kesempatan itu, BN mengusulkan kepada Kapolri agar membentuk tim forensik yang melibatkan ormas Islam. Tim ini untuk meneliti setiap korban yang sudah terbunuh. Diharapkan, tim forensik ini menambah akurasi kebenaran, tidak cukup mengandalkan informasi sepihak dari Polri yang kerap mengklaim sudah sesuai standar HAM.
Ustadz Bachtiar Nasir juga mengusulkan agar dibentuk tim auditor keuangan Densus 88, sehingga bisa diketahui aliran dana yang masuk, mengingat selama ini dikabarkan Densus menerima bantuan dana untuk operasional dari negara asing.
Di akhir kalam, Ustadz BN menyampaikan sebuah hadits dari Aisyah ra, ia mendengar Rasululllah Saw berdoa di rumah ini: “Ya Allah, barangsiapa memegang urusan umatku, atau mendapat amanat kepemimpinan lalu bersikap kejam terhadap umatku, maka kejamilah diri mereka. Dan barangsiapa memegang urusan umatku, atau mendapat amanat kepemimpinan lalu dan bersikap sayang kepada mereka, maka sayangilah mereka. “
Terorisme Ditujukan kepada Siapa
Sementara itu dikatakan Ustadz Abu Jibril, isu terorisime ditujukan untuk siapa? “Jika yang melakukan umat islam disebut teroris, jika bukan umat islam hanya dilabeli separatis. “Itu kenapa? Padahal, orang yang pertama kali menghembuskan isu terorisme itu adalah George Bush. Isu terorisme diciptakan oleh Naransi ekstrim dan Yahudi Radikal. Mereka kerap memojokkan umat Islam dengan memberi stigma teroris.
Ustad Abu Jibril juga mempertanyakan landasan hukum membunuh manusia hanya dengan alasan terduga terorisme. Sebab dalam banyak aksi, Densus 88 membunuh umat Islam meski tidak bersalah. “Adakah UU yang menyetujui menghabiskan nyawa seseorang tanpa pengadilan,” tanyanya.
Ustadz Abu Jibril mengingatkan Densus 88 dengan ayat: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Surah An Nisa: 93)
“Karena itu, SBY haus mempertanggungjawabkan ini semua. Maka segera bubarkan densus, dan hapus UU Terorisme,” serunya. [desastian]