JAKARTA (voa-islam.com) – Pro kontra terkait Eyang Subur akhirnya terjawab sudah. Pemberitaan yang sempat menghebohkan masyarakat dan menjadi headline diberbagai media elektronik, cetak maupun online beberapa waktu lalu tentang aduan Adi Bing Slamet bahwa Eyang Subur mengajarkan ajaran sesat ditanggapi serius oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Melalui Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MUI kemudian memanggil Eyang Subur maupun perwakilannya. Namun dengan alasan sakit, mereka tidak hadir dalam undangan untuk meminta klarifikasi tersebut.
Meski demikian, MUI menegaskan bahwa Eyang Subur yang memiliki istri lebih dari empat telah melanggar Syariat Islam. Sebab, kata Asrorun, agama dan negara hanya mengakui pria memiliki empat istri saja. Penegasan ini berdasarkan bukti-bukti yang sudah dikumpulkan oleh tim investigasi MUI, meskipun Eyang Subur tak hadir dalam forum tabayyun tersebut.
“Poligami dengan saudara kandung itu tidak dibenarkan. Kemudian menikah lebih dari empat dalam satu waktu, juga tidak dibenarkan. Itu normatif keagamaan,” katanya kepada awak media di Gedung MUI Pusat, Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2013).
Asrorun menambahkan, bahwa seorang muslim bila beristri lebih dari empat maka hukumnya adalah haram. Kemudian, hubungan suami-istri yang dilakukan pasangan tersebut merupakan sebuah perzinaan.
“Itu tidak dianggap istri. Itu sama saja hidup serumah tapi tidak menikah. Itu statusnya ilegal. Dalam Islam, sudah beristri dan berzina, hukumannya ialah rajam hingga mati. Secara fiqih iya seperti itu, tapi kan negara punya undang-undang yang mengatur perzinaan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Asrorun menegaskan bahwa praktik perdukunan dan ramalan sangat tidak dibenarkan dalam agama Islam. “Terlepas dari pro-kontra kasus ini, praktek perdukunan, peramalan dalam konteks keagamaan, itu tidak dibenarkan,” ujarnya.
Asrorun mengingatkan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati mencari guru spiritual atau guru agama. Selain itu, dia juga menasehatkan jika seseorang ingin menjadi kaya, maka hendaklah berusaha secara sungguh-sungguh dengan bekerja keras, bukannya melalui praktek perdukunan atau datang ke dukun.
“Kalau pengen tenar, kaya, ya usaha yang baik. Pengen albumnya laris, ya harus latihan yang bagus,” pungkas Asrorun. [Bekti/dbs]