KOTA BIMA (voa-islam.com) - Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) resmi dibuka di kawasan Pantai Lawata Bima, NTB pada Sabtu 19 April 2013. Kegiatan yang diikuti puluhan pengurus JAT ini berjalan dengan baik.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam Mukernas kali ini. Diantaranya, JAT prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Kehancuran harkat dan martabat bangsa terjadi dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, serta moral.
Sejumlah skandal dilakukan oleh oknum pejabat negara, bahkan tanpa rasa risih dan malu. Fenomena bangsa ini menjadi bagian perhatian JAT dalam Mukernas di Kota Bima, yang diselenggarakan pada 19 – 21 April 2013.
Juru Bicara JAT Wilayah Bima, ustadz Asikin, mengatakan Mukernas JAT juga mengamati berbagai kasus skandal besar korupsi seperti Century, Hambalang dan lainnya tidak kunjung tuntas. Korupsi dilakukan secara sistemik, bahkan ironisnya termasuk dilakukan oleh ‘partai Islam’.
Dalam Mukernas JAT menolak segala bentuk kezaliman, ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan negara terhadap umat Islam seperti dalam kasus terorisme yang brutal dan diskriminatif.
Untuk itu JAT mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membuat perbahan revolusioner dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. “Dengan mengganti sistem demokrasi dengan syariah Islam secara kaffah,” ujar ustadz Asikin kepada wartawan, Ahad (21/4/2013).
Sistem politik demokrasi, kata ustadz Asikin, hanya memecah belah umat Islam. Oleh sebab itu, umat Islam harus hati-hati terhadap segala bentuk jebakan demokrasi yang berupa Pemilu, Pilkada dan Pilpres. “Karena berpotensi membawa kekufuran,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua JAT Nusa Tanggara, ustadz Abdul Hakim, mengatakan banyak kemaksiatan yang terjadi saat ini. Pihaknya sendiri telah membantuk laskar amar ma’ruf nahi munkar. Hanya saja belum diturunkan, karena semua harus dibekali. “Mereka turun dengan ilmu, bukan hawa nafsu. JAT dalam mewujudkan tatanan sesuai syariat dan perintah Allah, mengambil jalan dakwah wal jihad,” tuturnya.
Menurut JAT, tidak ada jalan lain merubah krisis di negeri ini kepada tatanan yang ada agar lebih baik, yakni dengan menyandarkan pada perintah Allah,menegakkan syariat Islam. [Widad/Asikin]