KLATEN (voa-islam.com) – Suasana menjelang Pemilihan Gubenur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2013 semakin panas. “Serangan demi Serangan” dilontarkan antar Cagub dan Cawagub untuk melemahkan lawan politiknya saat melakukan sosialisasi ke masyarakat. Padahal belum tentu seluruh Cagub dan Cawagub Jateng yang maju dalam Pilgub 2013 bersih dan tanpa celah.
Beberapa hari yang lalu, saat di wawancarai stasiun TV swasta nasional, Cagub dari PDI-P, Ganjar Pranowo menyindir Gubernur Jateng, Bibit waluyo yang juga Cagub Jateng karena kelangkaan Solar di Jateng. Ganjar mengajak masyarakat untuk cerdas memilih pemimpin yang tidak hanya berjanji manis, namun nyatanya masyarakat di bawah mengalami permasalahan.
Kali ini giliran Bibit Waluyo yang berstatus incumbent, bersikap sombong dan sesumbar dengan mengatakan bahwa, jika rakyatnya tidak memilih dia dalam Pilgub Jateng pada 26 Mei 2013 mendatang adalah suatu hal yang “Kebangeten” (keterlaluan).
“Kita sudah bekerja dan sudah ada hasil. Sementara dua calon lain yang maju itu baru mau (melangkah –red),” kata Bibit di sela-sela acara Pencanangan Pengolahan Lahan Serentak di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Sabtu (27/4/2013).
Mantan Pangkostrad dan Pangdam Jaya ini juga mengaku bahwa dirinya lebih baik daripada dua calon gubernur lain karena sudah lima tahun memimpin Jateng. Dia mengklaim telah berhasil memimpin Jateng selama lima tahun.
Selama ini, kata pria kelahiran Klaten 5 Agustus 1949, dirinya juga tidak begitu gencar mensosialisasikan pencalonan Gubernur kepada masyarakat sebagaimana yang banyak dilakukan oleh dua calon lain. Dia memilih menunjukkan kinerjanya sebagai Gubernur Jateng daripada sosialisasi pencalonan.
“Sosialisasi saya ya seperti ini. Saya kumpulkan warga, kepala desa dan Camat. Mereka kami kumpulkan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga. Saya lebih berapi-api menangani masalah wereng daripada sosialisasi supaya rakyat pilih saya. Kalau rakyat mau memilih saya ya Alhamdulillah, kalau tidak memilih saya ya kebangeten (keterlaluan -red),” ujar Bibit.
Menurut Cagub Jateng yang diusung Partai Demokrat, Partai Golkar dan PAN ini, mengumpulkan warga sebenarnya bukan porsinya. Dia mengaku sebenarnya kegiatan musyawarah semacam itu bisa dilakukan oleh seorang Bupati.
“Harusnya ini porsi Bupati. Wes ora porsi-porsian. Kalau ada masalah segera saja kita cari solusinya,” ucap Cagub yang dulu diusung oleh PDI-P saat Pilgub Jateng tahun 2008. [Bekti/dbs]