JAKARTA (voa-islam.com) - Tensi umat Islam kian meningkat terhadap pengikut aliran sesat dan penoda Islam, Ahmadiyah. Upaya pembubaran Ahmadiyah dan perusakan tempat ibadah Ahmadiyah terjadi di Desa Tenjowaringin Kecamatan Salawu, Tasikmalaya pada Ahad (5/5/2013)
Selain itu, penyegelan tempat ibadah Ahmadiyah di Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi sebelumnya dilakukan Pemkot Bekasi. Hal itu belum lagi kasus penggerebekan rumah ibadah Ahmadiyah lainnya yang pernah terjadi.
Terkait hal itu, Human Right Watch (HRW) sejak bulan Februari 2013 lalu pernah menyatakan bahwa pemerintah Indonesia intoleran. Hal senada juga disampaikan YLBHI yang menilai pemerintah tak peduli dalam melindungi kelompok Ahmadiyah pada Senin (6/5/2013).
Tak ketinggalan, isteri mendiang Gus Dur, Shinta Nuriyah, juga tanpa tedeng aling-aling membela aliran sesat Ahmadiyah yang telah menodai agama Islam ini. Ia bahkan meminta pemerintah bersikap tegas dengan mencabut SKB 3 Menteri tentang Peringatan terhadap Ahmadiyah.
...SBY harus tegas terhadap Ahmadiyah! Tiba saatnya SBY jadi pria jantan dan akhiri masa jabatannya dengan husnul khotimah!
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab justru mendesak Presiden SBY agar bersikap jantan dalam menyikapi kasus aliran sesat Ahmadiyah.
"Betul! SBY harus tegas terhadap Ahmadiyah! Tiba saatnya SBY jadi pria jantan dan akhiri masa jabatannya dengan husnul khotimah!” tegasnya melalui pesan singkat yang diterima redaksi voa-islam.com, Senin (6/5/2013).
Adapun persoalan HRW dan YLBHI yang menuding pemerintah intoleran, menurut Habib Rizieq Syihab sebaliknya. Pemerintah SBY selama ini justru bersikap kebablasan dalam toleransi.
“Soal serangan HRW dan YLBHI terhadap pemerintah yang disebut intoleransi, justru pemerintah RI sudah super toleransi kebablasan. Bagaimana tidak? Ahmadiyah si penoda agama tidak pernah diproses hukum hingga saat ini!” ungkapnya.
Selain itu, Habib Rizieq menilai SKB 3 Menteri tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut dan Anggota Ahmadiyah, sebagai SKB banci yang harus dinaikkan statusnya menjadi Kepres pembubaran Ahmadiyah. [Ahmed Widad]