JAKARTA (voa-islam.com) - Keberadaan Kapal Dakwah di Papua Barat sempat membuat aktivis gereja di Papua gerah. Terbetik kabar, kalangan misionaris sampai harus menggelar rapat dan menyebarkan surat edaran berbau provokasi. Itu terjadi tahun 2009 yang lalu.
Kedatangan kapal dakwah dari Jakarta tersebut, membuat panic sesama aktivis gereja, bahkan sempat minta klarifikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat perihal kapal dakwah Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), sebuah lembaga sosial-dakwah yang dipimpin oleh putra daerah Nuuwar asal Fakfak, Ustadz Muhammad Zaaf Fadzlan Rabbani Al Garamatan atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Fadzlan.
Saat itu kapal pertama AFKN mendapat bantuan dari Badan Wakaf Al Qur’an (BWA). Akad serah terima berlangsung di Putri Duyung, Ancol, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut ketika itu, antara lain: Ustadz Harry Moekti, Opick, Dr Bambang Sardjono dari Departemen Kesehatan. Djuwono Banukisworo (Senior Vice President BNI Syariah).
Kapal Dakwah yang dinamakan AFKN Khilafah I itu berasal dari donatur umat Islam. Uang yang terkumpul tersebut dikoordinir oleh BWA melalui kegiatan penggalanan dana yang diberi tajuk “Papua Muslim Care” di Balai Kartini, Jakarta (9/1/2009). Dana yang terkumpul pada malam itu, cukup fantastis, yakni, mencapai Rp 2 Milyar.
Kapal dakwah untuk Muslim Papua itu sendiri dibeli seharga Rp 600 juta. Kapal yang memiliki panjang 13,5 m dan lebar 3,3 meter ini mampu menampung 20 penumpang dan beban seberat 10 ton, juga dilengkapi standar keselamatan seperti rakit penyelamat, ringboy, karet pelampung serta alat komunikasi. Mengingat, perairan di Papua sangat luas, maka masalah transportasi menjadi sangat penting sebagai sarana dakwah..
Sejak kedatangan Kapal Dakwah AFKN tersebut, pihak gereja mulai memprovokasi dengan menyebarkan surat edaran kepada masyarakat dan sesama aktivis gereja di Papua, seputar ketakutan-ketakutan mereka. Disinyalir, mereka yang memprovokasi adalah sekelompok orang Ambon Kristen. Ketua MUI Jayapura pun didatangi aktivis gereja.
Menanggapi itu, Ustadz Fadzlan dengan enteng mengetakan. “Itu opini sesat yang sengaja dibuat pihak gereja." Takala AFKN membawa 55 ribu Al Qur’an dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Nuuwar, gereja geger. Padahal Al Qur’an itu adalah bantuan dari umat Islam yang dikoordinir oleh BWA. Isu lain yang disebarkan pihak gereja adalah kapal dakwah ini memuat 1.500 orang untuk mengislamkan orang Irian. Gereja kembali geger ketika AFKN mengirim 35 mahasiswa, anak binaannya untuk melakukan program Kafilah Da’i yang ditempatkan di Teluk Bintuni dan Kabupaten Raja Ampat. Para mahasiswa itu berdakwah di kampung mereka. [desastian]