JAKARTA (voa-islam.com) – Pernyataan ngawur wartawan senior The Jakarta Post Endy Bayuni, mendapat tanggapan dari Pemimpin Redaksi Jurnal Islamia, Dr. Hamid Fahmi Zarkaysi, MA, dan pengajar Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, Adian Husaini yang sudah malang melintang di dunia kewartawanan.
Seperti diketahui, Endi Bayuni adalah salah watu wartawan yang pernah mendapat undangan Israel tahun 2007 ini. Menanggapi statemen Endy Bayuni, dikatakan Hamid Fahmy Zarkasyi, wartawan bisa netral dari agama, namun tak akan bisa netral dari paham. “Betul ia bisa netral dari agama tapi tidak netral dari paham, orientasi dan kecenderungan sekular dan liberal,“ ujarnya seperti dilansir hidayatullah.com.
Menurut Hamid, pemikiran seperti ini biasanya hanya diambil oleh orang yang berpaham liberal. Sementara dalam Islam, melepas keimanan walau sekejab, sudah termasuk kafir. “Kalau iman dilepas dia tidak netral juga karena dia akan akan jadi kafir dan cara pandangnya pun jadi Atheis. “
“Di dunia ini tidak ada yg netral, karena manusia ada pada ruang dan waktu,” ujar putra (alm) KH. Imam Zarkasy, salah satu dari tiga pendiri PP Modern Darussalam Gontor.
Sementara itu Dr Adian Husaini mengatakan, seseorang tidaklah mungkin pernah netral, sebab semua orang pasti berpihak.“Seorang tiak mungkin netral dalam arti sebenarnya. Dia pasti berpihak. Misalnya wartawan dengan identitas Muslim pasti tidak memihak koruptor, pembunuh, perampok, pezina, dan penganjur kemunafikan,” ujar pria yang juga penulis buku “Penyesatan Opini : Sebuah Rekayasa mengubah Citra” ini.
Seseorang bisa menjadi Muslim sekaligus wartawan yang baik pada saat yang sama. Artinya, untuk mendai wartawan yang baik tidak perlu jadi kafir atau Atheis. “Seorang Muslim tidak perlu terjebak oleh cara berpikir seperti itu,” demikian ujar Adian Husaini, yang juga Direktur Institut Jurnalistik Attaqwa ini.
Menurut Adian, orang yang melepas keimanannya itu jelas dihukumi kafir, walau sesaat. Menurutnya, cara pandang netral agama dalam memandang berbagai masalah kehidupan adalah tradisi lokal Barat yang terbentuk akibat proses sejarah yang traumatik terhadap agama (Kristen).
Adian Husaini mengatakan, seseorang tidaklah mungkin pernah netral, sebab semua orang pasti berpihak.“Seorang tidak mungkin netral dalam arti sebenarnya. Dia pasti berpihak. Misalnya wartawan dengan identitas Muslim pasti tidak memihak koruptor, pembunuh, perampok, pezina, dan penganjur kemunafikan,” ujar Adian. [desastian/HD]