JAKARTA (voa-islam.com) – Kasus suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjerat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus menjadi sorotan publik. Akibat skandal kasus suap tersebut, mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq (LHI) akhirnya ditetapkan menjadi terangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain LHI, ada tiga orang lagi yang ditetapkan menjadi tersangka. Ahmad Fathanah (AF) yang merupakan orang terdekat LHI serta Elizabeth Liman, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, yang merupakan petinggi PT Indoguna Utama selaku pemberi suap.
Tak hanya LHI, dalam beberapa hari terakhir ini, petinggi PKS lainnya, yakni Hilmi Aminuddin selaku Ketua Majelis Syura PKS dan Anis Matta selaku Presiden PKS juga dijadikan saksi terkait kasus suap impor daging sapi tersebut.
Melihat fenomena tersebut, salah satu mantan Pendiri Partai Keadilan (PK), Yusuf Supendi angkat bicara. Yusuf menegaskan agar anggota Majelis Syura dan para petinggi PKS Berani Pecat Hilmi dan Anis Matta dari tampuk kepemimpian yang sekarang mereka pegang sebagai Presiden dan Ketua Majelis Syura.
...Penyelamatan PKS ditentukan ketegasan anggota Majelis Syuranya. Hidayat Nur Wahid mesti berani menjadi Ketua Majelis Syuranya, dan Al Muzammil Yusuf harus siap menjadi Ketua Umum-nya...
Menurutnya, LHI, Hilmi dan Anis Matta sering mengkhianati bai’at, janji setia, melanggar keputusan-keputusan Majelis Syura, kebiasaan berbohong, dan terlibat dalam bisnis yang merusak kepribadiannya. Mestinya Hilmi, Anis dan LHI sejak Mei 2005 sudah dipecat dan diberhentikan dari keanggotaan PKS atas berbagai skandal yang mereka lakukan.
Salah satu bukti kebohongan Hilmi adalah ketika dia melalui pengacaranya, Zainuddin Paru, mengatakan tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Ahmad Fathanah (AF). Namun setelah Hilmi diperiksa lembaga antirasuah itu, dan ditunjukkan beberapa bukti foto Hilmi dan AF di Lembang, Hilmi maupun pengacara tak bisa mengelak dan membantah lagi.
“Itu adalah bukti pelanggaran Nidzom Asasi Ikhwanul Muslimin di Indonesia yang ditampilkan dalam AD/ART PKS secara parsial,” kata Yusuf kepada sejumlah wartawan, Sabu (18/5/2013) di Jakarta.
Yusuf menyarankan agar Hidayat Nur Wahid (HNW) berani mengambil langkah tegas dengan menggantikan Hilmi Aminuddin sebagai Ketua Majelis Syuro DPP PKS untuk penyelamatan partai yang sudah berada di tepi jurang.
“Penyelamatan PKS ditentukan ketegasan anggota Majelis Syura-nya. Hidayat Nur Wahid mesti berani menjadi Ketua Majelis Syuranya, dan Al Muzammil Yusuf harus siap menjadi Ketua Umum-nya,” ujar.
Yusuf percaya bahwa mayoritas kader PKS masih komitmen dengan penegakan syariat Islam, demikian pula Hidayat dan Muzammil Yusuf. Keduanya, kata Supendi, masih punya integritas dan berakhlak mulia, serta masih diharapkan mayoritas kader untuk menyelamatkan PKS agar tidak bubar secara hukum alam, atau dibubarkan masyarakat karena diduga terlibat korupsi. [Bekti/dbs]