BOGOR (voa-islam.com) - Sekitar 100 jamaah berkumpul di Masjid Al Furqon, Bogor untuk mendengarkan taklim yang diisi oleh mantan LDII Adam Amrullah yang merupakan Sekjen Forum Rujuq Ila Haq (FRIH). Dalam pengajian yang dilaksanakan Ahad ( 19/5) pagi itu, Adam kembali membongkar bahaya ajaran Islam Jamaah/LDII.
Taklim dibuka oleh Ketua Harian Pengurus MUI Kota Bogor, Prof.DR.H.Didin S.Bukhori,MA -- yang juga Ketua Muhammadiyah Kota Bogor. Hadir dalam pengajian tersebut, KH. Khaerul Yunus (Ketua FKUB dan Penasehat MUI Kabupaten Bogor), Perwakilan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan seorang Purnawirawan Marinir (Sudarsono) yang pernah berbaiat kepada Nurhasan. Juga hadir seorang ibu yang merasa ditipu oleh jamaah LDII dalam transaksi jual beli tanahnya di sekitar Bogor.
Pemaparan dimulai dengan membahas sejarah Islam Jamaah, sejak dimulai oleh KH. Nurhasan. Dijelaskan Adam, sebelumnya LDII ini adalah Lemkari, yang mengklaim telah melakukan baiat paling awal di tahun 1941. Nurhasan adalah seorang yang menurut keyakinan warga jamaah LDII sebagai orang yang sakti.
“Betapa seringnya, di pengajian-pengajian di LDII, saya mendengar cerita-cerita kesaktian Nurhasan. Mulai dari berteman dengan Nyi Roro Kidul, kebal ketika dipukul batu besar, tidak luka sedikit pun ketika berguling-guling diatas duri-duri, bisa memasak jagung diatas sarungnya, dan sebagai”, ungkap Adam.
Bahkan, lanjut Adam, sampai saat ini, ada seorang mantan LDII yang pernah menghadiri ritual syirik untuk mendapatkan harta karun bersama mendiang Imam ke-2 Muhammad Sueh Abdudhdhohir bin Nurhasan dan Imamnya Islam Jamaah ke-3 saat ini Abdul Aziz Sulthon Aulia bin Nurhasan.
“Makanya jangan heran, ketika saya melatih Ruqyah Syar’iyyah, ditemukan mantan-mantan LDII, dan warga LDII (yang mulai mencari kebenaran). Saat diruqyah, mereka muntah-muntah, menangis, batuk-batuk, bersendawa, merasa kepanasan. Ini tanda-tanda adanya gangguan jin,” kata Adam.
Adam yakin, gangguan jin merasuk para mantan LDII atau warga LDII ketika belajar silat yang diajarkan di LDII, seperti : ASAD keras, ASAD halus (semacam tenaga dalam), Silat Odjo, hingga Tenaga Barokah. Yang jelas, Nurhasan tidak jelas mendakwahkan Tauhid yang bersih dari Syirik. “Dengan Bai’at, menempatkan Nurhasan sebagai Thoghut. Ketika seseorang keluar dari LDII, hampir semua ditanya: “Setelah keluar ini, terus imam kamu siapa?”, sekarang kamu bai’at dengan siapa?”.
Tolak Bai’at = Kafir
Isi ajaran Nurhasan sangat kental dengan bai’at (menyebut tiga kali). Kalau tidak bai’at dicap kafir, bahkan sebagian mantan LDII diolok-olok untuk tidak melakukan shalat lagi, karena menolak bai’at. “Shalat kami dianggap percuma karena sudah divonis kafir,” ujar Adam.
Masih kata Adam, di LDII sudah terbiasa dengan ijtihad imam yang menghalalkan apa yang Allah dan Rasululah haramkan. Contohnya, melarang pembagian waris kepada selain jamaahnya. Allah & Rasulnya memerintahkan umat Islam untuk menyambung tali silaturrahim, tapi kalau seseorang sudah keluar dari LDII, maka dianggap keluar dari ketaatan kepada imamnya Islam Jamaah. “Kami yang keluar dari LDII, dipaksa cerai, memutuskan nasab antara orang tua dan anak, menjauhi saudara kandung dan keluarga dekatnya.”
Selama 31 tahun di LDII, Adam aktif di berbagai kegiatan LDII, diantaranya pernah menjadi Tim Inti Forum Mahasiswa pelatih silat ASAD, Ketua Pemuda LDII se-Jakarta Timur, Tim 5 Unsur Jakarta Timur, hingga menjadi kapten Tim Basket. Adam lalu menyebut Paradigma Baru LDII sebagai kedustaan. Sejumlah ormas underbouw LDII, Ormas-ormas lainnya yang terus menutupi ajaran Islam Jamaah, sebut saja seperti Cinta Alam Indonesia (CAI), Sentra Komunikasi (Senkom), Persatuan Silat Nasional (Persinas) ASAD, dan Yayasan Wali Barokah. Semua Organisasi itu mewadahi jamaah sebuah sekte yang dikenal dengan Islam Jamaah.
“Jamaah ini mengkafirkan siapa saja yang tidak berbaiat kepada imam mereka. Hal ini dibuktikan oleh bukti-bukti yang dicopy oleh para hadirin, diantaranya: Ceramah Ketua Umum DPP LDII, H.Abdullah Syam, ceramah Da’I DPP LDII, H. Thoyibun.”
Setelah membongkar bahaya ajaran Islam Jamaah, banyak jamaah yang hadir untuk bertanya, mulai dari sumber dana operasional LDII, bagaimana cara rekrutmen jamaah LDII? Bagaimana mengenali seseorang itu jamaah LDII? Bagaimana Adam keluar dari LDII, hingga adanya pengaduan ihwal ajakan mondok di Pesantren LDII Lubang Buaya, Jakarta Timur “Minhajurrasyidin”. Yang menarik ada juga pertanyaan, bagaimana cara ibadah haji warga LDII?
Adam juga berkisah seputar mantan LDII yang menyesal tidak menyolati (shalat jenazah) kakaknya yang bukan LDII. Ketika memaparkan ini, Adam dan para hadirin nampak haru dan matanya berkaca-kaca. [desastian/diolah dari FRIH)