BATANG (voa-islam.com) – Setelah hampir dua pekan berada di RS Polri Jakarta, jenazah Basari Rahman alias Ahmad Basari, korban “pembunuhan” Densus 88 akhirnya bisa dipulangkan oleh keluarganya dikampung halamannya di Batang, Jawa Tengah, pada Selasa (21/5/2013).
Basari adalah salah satu korban dari beberapa korban pembunuhan Densus 88 terhadap aktivis Islam yang baru diduga sebagai teroris di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/5/2013). Basari, sebagaimana perkataan Densus 88 dan dikabarkan media massa pada umumnya, diduga terlibat dalam jaringan terorisme Abu Roban, yang juga ditembak Densus 88 di Batang, Rabu (8/5/2013).
Keluarga Basari berangkat dari Batang menaiki tiga mobil menuju Jakarta pada Minggu (19/5/2013). Setelah tiba di Jakarta pada Senin (20/5/2013) pagi, keluarga langsung menuju RS Polri. Senin siang sekitar pukul 13.00 WIB, jenazah Basari langsung dimandikan dan di kafani. Namun sekitar pukul 18.00 WIB jenazah baru bisa dibawa keluar dari RS Polri setelah menyelesaikan administrasi.
Jenazah yang dibawa memakai ambulance dan di iringi tiga mobil keluarga, juga mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir sembilan jam, jenazah Basari dan keluarganya tiba di rumah Basari di dukuh Buntusari, Rt 03/Rw 02, desa Sidorejo, kecamatan Gringsing, kabupaten Batang, Jateng pada Selasa (21/5/2013) jam 03.00 WIB dinihari.
Meskipun jenazah tiba pada saat orang-orang pada umumnya sedang asyik tidur lelap dan beristirahat, namun hal itu tak nampak pada warga disekitar rumah Basari. Rumah yang berada persis didepan persawahan ini terlihat begitu ramai dan pebuh haru menyambut jenazah Basari.
...Takbir, Allahu Akbar. Takbir, Allahu Akbar. Takbir, Allahu Akbar. Basari insya Allah Syahid, Allahu Akbar...
Sesampainya di kediaman Basari, para warga sekitar dan ratusan pelayat yang berasal dari daerah sekitar Batang, seperti Semarang, Kendal, Pemalang, Pekalongan, Temanggung, Wonosobo, bahkan ada yang datang dari Solo dan Sukoharjo, langsung menyambut jenazah Basari dengan Takbir.
“Takbir, Allahu Akbar. Takbir, Allahu Akbar. Takbir, Allahu Akbar. Basari insya Allah Syahid, Allahu Akbar,” ucap para pelayat setelah jenazah sampai di depan rumah dan dikeluarkan dari ambulance untuk di bawa ke dalam rumah.
Jenazah akhirnya dimakamkan pada Selasa pagi pada pukul 07.00 WIB sebagaimana permintaan keluarga. Selain itu, hal tersebut juga dimaksudkan agar para warga sekitar yang agak jauh dengan kediaman Basari bisa ikut menyolatkan jenazah yang akan dibawa ke masjid kampung sebelum dibawa ke pemakaman.
Basari meninggal dengan meninggalkan dua orang anak, yang pertama Hesti Dewi Ariya Ningsih (18 tahun perempuan) yang masih duduk di bangku kelas 2 'aliyah (setingkat SMA). Dan yang kedua Luqman Hakim (12 tahun laki-laki) yang masih duduk di bangku kelas 6 SD. [Khalid Khalifah]