View Full Version
Selasa, 21 May 2013

Mengapa Isu Suriah Lebih Menonjol Dibanding Rohingya dan Palestina?

SUKOHARJO (voa-islam.com) - "Mengapa media begitu perhatian dengan Suriah, sementara tidak dengan Rohingya? Kita begitu mudah diadu domba domba dengan isu Syiah-Sunni," Pernyataan ini sempat disampaikan salah satu aktivis ormas Islam dari sebuah kota pergerakan di Indonesia.

Terlepas dari unsur keberagaman yang memang sudah membumbui dunia pergerakan Islam, isu yang dilontarkan oleh seorang orator ini akhirnya membawa masalah. Hingga pecahlah perdebatan dan tanya jawab yang panjang.

Hingga akhirnya kami mencoba bertanya kepada wakil Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) mengenai tudingan diskriminasi isu. Narasumber adalah seorang da’i yang sebentar lagi berangkat menjadi relawan ke Suriah, Ustadz Tengku Azhar.

Pada dasarnya tidak ada maksud diskriminasi antara isu Rohingya dan Suriah, buktinya menurut ustadz Tengku Azhar donasi ke daerah konflik lainnya masih tetap berlangsung.

“Mengapa kaum muslimin memunculkan isu Suriah? Kenapa kok rohingya tidak? Sebenarnya kaum muslimin (yang diwakili HASI-red.) tidak membeda-bedakan, dan donasi untuk Rohingya terus berjalan, kemudian donasi untuk Suriah terus berjalan, termasuk Palestina dan tempat-tempat yang lainnya,” ujarnya.

Adapun isu Suriah lebih menonjol adalah untuk menyadarkan umat Islam terutama di Indonesia akan syubhat dan bahaya Syiah.

“Mengapa isu Suriah ini lebih menonjol? Saya ingin menunjukkan bahwa sybhat Syiah ini lebih perlu untuk diungkapkan, karena di palestina, di rohingya, itu jelas musuhnya. Di Myanmar itu Buddha, di Gaza itu Yahudi, tapi kalau di Suriah ini Syiah dan seringkali muslimin yang ada di Indenesia tidak mengenal jati diri Syiah yang sesungguhnya,” jelasnya.

Dengan melihat konflik Suriah, umat Islam di Indonesia bisa mengambil pelajaran betapa kejamnya Syiah terhadap Ahlus Sunnah jika berkuasa. Sehingga jangan sampai tertipu dengan taqiyyah berkedok persatuan Sunni-Syiah.

“Kita angkat supaya umat Islam di Indoensia berhati-hati dengan Syiah. Karena Syiah ini sangat berbahaya bagi kelangsungan Ahlus Sunnah Wal Jamaah di Indonesia khususnya ke depannya dan juga di tempat-tempat yang lain. Kasus Suriah ini kita angkat tujuannya untuk menyingkap tabir Syiah yang sebenarnya, karena di Indonesia orang-orang Syiah sering menggunakan kalimat persatuan antara Sunni dan Syiah. Padahal hakikatnya mereka sangat memusuhi Ahlus Sunnah, bahkan slogan mereka yang anti-amerika itu adalah slogan yang ada di mulut-mulut mereka, padahal di belakang mereka tetap berteman dengan Yahudi dan Nasrani,” terangnya.

Membuka Kedok Penganut Pemikiran Sesat

Di kesempatan yang sama, Tengku Azhar menjelaskan bahwa keberadaan isu Suriah ini menyingkap tabir mereka yang menganut pemikiran sesat. Isu pembantaian Suriah ini akan menampakkan jati diri Syiah yang bertopeng taqiyyah atau mereka yang membawa syubhat persatuan Sunni-Syiah, serta penganut pemikiran nyeleneh pembela Syiah.

Ustadz alumnus Ma’had Aly An-Nuur ini menjelaskan bahwa Ibnu Taimiyyah telah memberi keterangan bahwa kesesatan Syiah Nushairiyyah yang berkuasa di Suriah melebihi Yahudi dan Nasrani.

Jika Ahli Kitab sepakat dengan umat Islam bahwa kurun generasi terbaik ada pada kaum yang menyertai Nabi yang mereka akui, maka Syiah justru beranggapan bahwa manusia terjahat adalah Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, terutama Abu Bakar dan Umar radhiyallahuma.  [Widad/sksd]


latestnews

View Full Version