View Full Version
Rabu, 22 May 2013

Keluarga Sempat Frustasi Urus Jenazah Salim Lantaran Dipingpong Aparat

BANDUNG (voa-islam.com) - Hampir sepuluh hari jenazah Himi Agus Salim berada di RS Bhayangkara Sartika Asih, Bandung, Jawa Barat dan belum mendapatkan kejelasan kapan akan dimakamkan.

Menurut pihak keluarga Salim ditembak polisi lantaran dituduh melempar bom rakitan di Mapolresta Tasikmalaya, pada Senin lalu.

“Penembakan itu terjadi Senin malam Selasa (13/5/2013), keluarganya ini kan ada di Bandung,” kata Wawan, selaku kakak ipar terduga kepada voa-islam.com, Senin (20/5/2013).

Pihak keluarga pun awalnya telah berusaha untuk mengurus pemakaman Salim. Namun, bukannya dipermudah pihak kepolisian justru mempersulit.

“Kita sempat dipingpong, sebelumnya disuruh ke RS Bhayangkara di Bandung, lalu setelah dari situ diminta ke Polda,tapi di Polda malah disuruh ke Polres Tasik. Jadi keluarga kan bingung,” terangnya.

Pihak keluarga sebenarnya telah meyakini bahwa foto yang tersebar di media massa itu adalah anaknya. Sayangnya ketika hendak mengurus jenazah, mereka tak diperbolehkan melihatnya.

“Kalau lihat berita yang beredar di Koran, bapaknya yakin bahwa itu anaknya. Tapi waktu pas ke Rumah Sakit belum bisa melihat,” tuturnya.

Akhirnya keluarga almarhum Salim pun sempat kesal dan frustasi.  “Ya sudahlah kalau memang susah dibiarin,” ucapnya.

Pihak keluarga telah bersusah payah mengurus jenazah atas inisiatif sendiri. Padahal orang yang ditangkap saja secara prosedur harus disertai surat penangkapan. Sedangkan mereka yang ditembak mati tidak pernah mendapatkan perlakuan wajar dari aparat seperti dikirimkan surat pemberitahuan atau semacamnya.

“Ya kita ke sana sendiri. Aslinya orang tuanya takut, tidak berani ke sana. Tapi kalau diminta untuk tes DNA ya keluarga mau saja, habis gimana lagi?” ungkapnya.

Kabar terakhir, hari ini pihak keluarga almarhum Salim kembali mendatangi RS Bhayangkara Sartika Asih, Bandung. Namun belum diketahui tindak lanjut kapan jenazah akan dimakamkan. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version