JAKARTA (voa-islam) – Dalam waktu dekat, di sela-sela kunjungan ke Amerika Serikat akhir Mei 2013 ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mendapatkan penghargaan negarawan 2013 atau World Statesman Award oleh Appeal of Conscience Foundation (ACF), sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Dikabarkan pula, ACF akan memberikan penghargaan serupa kepada PM Inggris Gordon Brown, Presiden Korea Selatan, dan PM Kanada. "Lembaga ini telah beberapa kali memberikan awards kepada kepala negara seperti PM Kanada, Presiden Korsel, Kanselir Jerman, dan PM Inggris Gordon Brown," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.
Nampaknya rencana akan diberikannya pengharagaan tersebut menuai protes banyak pihak, terutama dari kalangan tokoh Kristen dan LSM liberal, seperti Frans Magnis Suseno, Setara Institute dan Wahid Institute.
Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (23/5) siang, Setara Institute yang diketuai oleh Hendardi menyatakan protes atas rencana pemberian penghargaan Negarawan 2013 oleh Appleal of Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hendardi menginginkan ACF membatalkan rencana pemberian penghargaan tersebut. Setara Institute lalu menyebut kasus Ahmadiyah, konflik Syiah- Suni di Sampang-Madura, kasus Gereja Yasmin di Bogor dan sebagainya. LSM liberal ini mencatat, pada 2007 terdapat 135 kasus kekerasan terkait pelanggaran kebebasan beragama. "Jumlah itu meningkat menjadi 265 kasus pada tahun berikutnya. Kemudian terdapat rata-rata di atas 200 kasus pada periode 2009-2012," kata Hendardi.
Protes juga dlayangkan Ketua Wahid Institut, Anisa Wahid. Presiden SBY dinilai tidak menegakkan konstitusi, terutama terkait pasal yang mengatur kebebasan rakyat untuk beribadah, berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Presiden juga tidak pernah mengunjugi korban kekerasan atas nama agama.
“Penghargaan negarawan 2013 ACF untuk SBY tak lebih dari sekadar pencitraan. Kenyataan bahwa pelanggaran HAM masih marak di era SBY tak bisa dibantah. Presiden tidak menegakkan konstitusi, kenapa diberi penghargaan negarawan oleh Appeal of Conscience Foundation (ACF)?" ujar Anisa.
Rohaniwan Franz Magnis Suseno bahkan telah melayangkan pernyataan protes secara tertulis tanda keberatannya ke ACF beberapa pekan lalu. Dosen STF Driyarkara itu juga menjelaskan konflik kebebasan berkeyakinan di Indonesia, seperti Ahmadiyah dan Syiah, yang menurutnya Pemerintah tidak melakukan upaya perlindungan terhadap para korban.
Tokoh Kristen lain (Konferensi Waligereja Indonesia) yang turut protes adalah Benny Susetyo. Ia mengatakan, SBY sebaiknya mempertimbangkan untuk menerima rencana penghargaan negarawan dunia dari ACF.
Pendapat berbeda dikatakan Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin yang menilai pemberian penghargaan Negarawan Dunia 2013 kepada Presiden SBY sudah melalui pertimbangan yang matang. "Kami menghargai sikap pemerintah Amerika Serikat yang memberikan penghargaan HAM ini. Pastinya sudah melalui banyak pertimbangan. Walaupun kita mendengar keberatan di sana-sini," kata Nurul di Gedung MPR
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, semua pihak hendaknya menilai dengan obyektif penghargaan dari ACF yang akan diberikan kepada Presiden SBY. Penilaian hendaknya tidak menggunakan penafsiran filsafat politik yang salah.[desastian/Ant)