SOLO (voa-islam.com) – Sistem Demokrasi yang dipakai Indonesia dan negara berpenduduk muslim lainnya di dunia tidak akan bisa memberikan manfaat bagi umat Islam. Sebab, sistem Demokrasi yang sekarang dianut dan dipraktekkan mayoritas negeri berpenduduk muslim merupakan produk orang Kafir.
Demokrasi yang dipaksakan orang Kafir dan dimotori kalangan Yahudi untuk diterapkan disebuah negeri berpenduduk muslim faktanya justru telah menyengsarakan rakyat kecil, dan hanya menyenangkan segelintir kelompok tertentu.
...Demokrasi yang sekarang adalah Demokrasi Kafir yang tidak bisa dijadikan pedoman. Demokrasi Yahudi dan kaum kapitalis yang sekarang ini telah terjadi di Indonesia bukanlah Demokrasi, tapi perusak tatanan negara secara bersama-sama...
“Demokrasi yang sekarang adalah Demokrasi Kafir yang tidak bisa dijadikan pedoman. Demokrasi Yahudi dan kaum kapitalis yang sekarang ini telah terjadi di Indonesia bukanlah Demokrasi, tapi perusak tatanan negara secara bersama-sama,” kata Ustadz Khoirul RS kepada voa-islam.com, Minggu (26/5/2013).
Ketua DPW FPI Solo Raya ini membeberkan bahwa kalangan neolib dan kaum kapitalis secara gamblang telah merampas kekayaan negeri Indonesia, seperti di Freeport dan yang lainnya. Namun oleh sistem Demokrasi yang katanya kekuasaan berasal dari rakyat dan untuk rakyat tersebut, justru rakyat yang menjadi korban kesengsaraan.
“Perampokan kekayaan negara dengan sistematis (telah dilakukan kaum kapitalis -red). Rakyat dirugikan dan rakyat disengsarakan. Maka harus diketahui adalah Islam yang bisa mensejahterakan,” terangnya.
...Sistem pemilihan dengan Demokrasi hanya akan melahirkan pemimpin yang bermasalah. Sedangkan jika menggunakan sistem Islam, maka akan terpilih pemimpin yang amanah...
Yang harus diketahui masyarakat dan umat Islam, pesan anggota Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) ini, bahwa untuk memilih pemimpin dengan sistem Demokrasi sejatinya hanya akan melahirkan pemimpin yang bermasalah.
“Sistem pemilihan dengan Demokrasi hanya akan melahirkan pemimpin yang bermasalah. Sedangkan jika menggunakan sistem Islam, maka akan terpilih pemimpin yang amanah,” tegasnya.
Menurutnya, jika pemimpin yang amanah sudah terpilih, maka langkah menuju negara bersyari’ah akan terwujud. Sedangkan negara yang menggunakan konsep syari’ah sudah barang tentu akan mendatangkan barokah.
“Seluruh kota di Indonesia sudah mempunyai ulama, saya yakin itu. Maka kalau sudah terbentuk Dewan Syari’ah Kota di seluruh Indonesia, para tokohnya akan segera bangkit bersama para ulama di masing-masing daerah. Disinilah jalan menuju negara bersyari’ah,” tandasnya. [Khalid Khalifah]