View Full Version
Kamis, 30 May 2013

IAIN Surakarta Adakan Seminar Pendangkalan Makna dan Konsep Jihad

SOLO (voa-islam.com) – Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (FUD IAIN) Surakarta mengadakan Seminar Nasional dan Bedah Buku bertajuk “Reinterpretasi Konsep Jihad” yang bertempat di Graha IAIN Surakarta, pada Kamis (30/5/2013). Sedangkan buku yang dibedah yakni “Antara Jihad dan Terorisme” yang ditulis oleh tokoh Salafi, Dzulqornain M. Sunusi.

Sama seperti sebelumnya, acara kali ini juga merupakan rangkaian dari beberapa acara IAIN Solo yang berbau “Deradikalisasi” ala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Sudah menjadi rahasia umum bahwa FUD IAIN Solo beberapa waktu yang lalu telah menandatangi MoU dengan BNPT.

Dalam acara “Workshop Pembinaan Tentang Pemahaman Terhadap Ayat-Ayat Al Qur’an dan Hadits yang Dianggap Keras” tanggal 8 Desember 2011 di Hotel Galuh Prambanan Klaten hingga “Workshop Kurikulum Pendidikan Agama” di Best Western Hotel Solo, Kamis (20/9/2012) dan juga beberapa seminar setelahnya lagi misalnya, akan terasa kental sekali aroma “Deradikalisasi”.

Kali ini, acara seminar yang selalu diadakan oleh IAIN Solo ditempat yang nyaman dan enak, terselenggara berkat kerjasama dengan Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur’an Jakarta.  JIK-UQ adalah sebuah media berupa majalah atau jurnal yang dipimpin salah satu pentolan aktivis liberal, Prof. Dr. M. Dawam Rahardjo.

Acara yang seharusnya dimulai pada pukul 08.00 WIB akhirnya molor satu jam karena beberapa sebab. Akhirnya jam 09.00 WIB acara dimulai dengan diawali beberapa sambutan, diantaranya sambutan dari Redaktur Pelaksana JIK-UQ Zainuddin Tamaka, sambutan Dekan FUD IAIN Solo H. Abdul Matin Bin Salman Lc. MA. dan sambutan Wakil Rektor III IAIN Solo Drs. Yusuf Rohmadi M.Hum.

Sedangkan dalam acara inti, IAIN Solo menghadirkan pembicara seperti Dr. Aidul Fitri Ciada Azhari, SH. M.H (Dosen Pasca Sarjana UMS Surakarta), Dr. Syafaatun Al-Mirzanah (Dosen Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Ph.D dan Drs. H. Fauzan Al-Anshori, M.M (Direktur Pusat Kajian Syariah dan Politik Jakarta).

Dawam Rahardjo yang sekarang sudah mulai tua dan tidak bertenaga dalam memberikan “ceramahnya”, namun masih tetap sama dari segi pemikiran liberalnya. Dalam pemaparannya sebagai Keynote Speech, argumetasi Dawam mengenai arti Jihad dan arti Islam masih sama seperti dulu.

Dihadapan ratusan peserta yang rata-rata merupakan mahasiswa IAIN Solo, arti Islam dalam kacamata Dawam ada tiga macam; Selamat dan Menyelamatkan, Damai dan Kesejahteraan. Sementara arti Jihad menurutnya adalah sungguh-sungguh atau  kesungguhan. Dirinya mengakui bahwa salah satu makna Jihad adalah perang, namun perang itu kata Dawam adalah Jihad Ashghor.

Sedangkan Jihad Akbar, lanjut Dawam, adalah Jihad melawan hawa nafsu. “Memang, salah satu arti Jihad adalah perang. Itu tidak bisa kita pungkiri karena Rasulullah SAW juga melakukannya. Namun kata Rasulullah setelah perang Badar, yang kemudian membuat para sahabat kaget, Rasulullah mengatakan kepada para sahabat, kita baru menempuh jihad kecil menuju jihad besar, yakni melawan diri sendiri,” tegasnya.

Selain memaknai jihad adalah kesungguhan melawan hawa nafsu, kerakusan, kemiskinan, kedzoliman, dan lain-lain, Dawam juga memaknai Jihad dengan arti Al-Aqobah, yakni pendakian yang tinggi yang membutuhkan perjuangan yang keras untuk membebaskan manusia dari perbudakan dan kemiskinan. Dia kemudian mencontohkan dengan mengutip perkataan Sjafruddin Prawiranegara bahwa pembangunan ekonomi Indonesia juga merupakan Al-Aqobah. [Khalid Khalifah]


latestnews

View Full Version