SOLO (voa-islam.com) – Diungkapkan oleh Dr. Aidul Fitri Ciada Azhari, SH. M.H bahwa sikap dan ucapan hormat yang ditunjukkan dirinya kepada Prof. Dr. M. Dawam Rahardjo hanyalah sebuah adab sopan santun kepada orang yang lebih tua darinya.
Sebagaimana diketahui bersama, pada saat Dr. Aidul memulai pemaparannya tentang pengertian Jihad dari segi konstitusi dalam Seminar Nasional “Reinterpretasi Konsep Jihad” dan Bedah Buku “Antara Jihad dan Terorisme” karya tokoh Salafi Dzulqornain M Sunusi yang bertempat di Graha IAIN Surakarta, pada Kamis (30/5/2013), dirinya sempat menyampaikan rasa senang karena bisa bertemu dengan Dawam Rahardjo.
Namun, Dosen Pasca Sarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini menuturkan jika ucapan dan sikapnya itu bisa saja dianggap keliru oleh sebagian orang. Bahkan jika ada aktivis Islam yang konsen dalam penegakkan syari’at Islam, bisa diartikan sikap Dr. Aidul sebagai bentuk dukungan akan pemikiran-pemikiran liberal Dawam Rahardjo.
...Mungkin sikap saya keliru. Tapi sikap saya terhadap orang tua itu akan sama walaupun berbeda pendapat. Termasuk sama Dawam Rahardjo...
“Mungkin sikap saya keliru. Tapi sikap saya terhadap orang tua itu akan sama walaupun berbeda pendapat. Termasuk sama Dawam Rahardjo,” kata Dr. Aidul kepada voa-islam.com seusai acara.
Pakar hukum konstitusi ini menjelaskan, dirinya justru bertolak belakang dengan sejumlah pemikiran Dawam Rahardjo. Sebab menurut dirinya, sejumlah pemikiran, tulisan dan bahkan ucapan dawam Rahardjo bisa mengarah kepada kekufuran.
Pria yang juga masuk dalam jajaran Dewan Pakar atau Staf Ahli Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) ini menyatkan jika penghormatan dirinya kepada dawam Rahardjo hanya sebatas keilmuan Dawam dalam masalah ekonomi.
Sedangkan untuk keilmuan Dawam Rahardjo tentang masalah agama, diakui dirinya sangat kurang sekali. Bahkan dirinya dengan tegas mengatakan jika Dawam itu tidak berkompeten berbicara tentang agama, khususnya dalam masalah Jihad.
...Saya banyak tidak setuju dengan pendapatnya dalam bidang agama, bahkan menjurus kufur. Tapi dalam bidang ekonomi yang menjadi keahliannya, saya tetap ngajeni (menghormati -red). Dawam itu guru besar ilmu ekonomi, bukan guru besar agama...
Pasalnya, Jihad merupakan amalan yang sangat tinggi nilai dan pahalanya disisi Allah. Jika orang yang tak faham akan agama membicarakan sesuatu yang bukan pada domainnya, maka akibatnya bisa menyesatkan umat.
“Saya banyak tidak setuju dengan pendapatnya dalam bidang agama, bahkan menjurus kufur. Tapi dalam bidang ekonomi yang menjadi keahliannya, saya tetap ngajeni (menghormati -red). Dawam itu guru besar ilmu ekonomi, bukan guru besar agama,” tegasnya. [Khalid Khalifah]