SOLO (voa-islam.com) – The Islamic Study and Action Centre (ISAC) menilai operasi penangkapan para aktivis Islam yang diduga teroris oleh Densus 88 di Kebumen, Jawa Tengah perlu dicermati. Pasalnya, ada beberapa kejanggalan yang ditemukan ISAC atas terbunuhnya ketiga orang yang dituduh sebagai teroris tersebut.
Aktivis Islam yang terbunuh di Kebumen sebagaimana diberitakan media massa pada umumnya adalah jenazah Basari Rahman alias Ahmad Basari, Bayu alias Ustadz Harun dan Zaenuri alias Toni. Menurut ISAC, kejanggalan yang paling nampak nyata yaitu tidak adanya bekas luka tembak pada jasad Basari dan Bayu.
Padahal sebelumnya, dalam pers rilisnya polisi menyebutkan bahwa para terduga teroris yang meninggal di Kebumen lantaran terkena peluru setelah terjadi baku tembak dengan Densus 88. Namun saat keluarga memandikan jenazah aktivis Islam tersebut tidak ditemukan satupun bekas luka tembak.
Dan diantara kejanggalan lain menurut ISAC atas kematian Basari, Bayu maupun Toni yang ditemukan beberapa fakta adalah :
ISAC Pertanyakan Motif Penganiayaan dan Tembak Ditempat Hingga Mati
Terkait Operasi Densus 88 di Bandung, Kebumen, dan Batang maka ISAC menilai :
“Angka kematian ini terlalu besar untuk sebuah penegakan hukum, eksekusi mati sebelum putusan pengadilan,” kata sekretaris ISAC, Endro Sudarsono kepada voa-islam.com pada Minggu (2/6/2013) di Solo, Jawa Tengah.
ISAC menduga kuat terdapat korelasi antara antara operasi Densus 88 dengan sumber dana, intervensi asing, kepentingan politik, kepentingan idiologis serta pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya terhadap umat Islam. [Khalid Khalifah]