View Full Version
Senin, 10 Jun 2013

Presiden PKS Anis Matta Mengunjungi Kuburan Gus Dur dan Wali

Jombang (voa-islam.com) Langkah politik yang penuh dengan spekulasi, dan yang dilakukan oleh Presiden PKS Anis Matta, semuanya tujuannya hanya satu, menggalang dukungan politik.

Presiden PKS Anis Matta melakkukan kunjungan ke Jombang, dan bertandang ke Tebu Ireng, dan sekaligus ziarah ke makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Rabu lalu.

Semua langkah yang dijalankan oleh Presiden PKS, Anis Matta itu, ingin memecahkan tradisi, di mana Jawa Timur yang  menjadi basis NU itu, harus dapat digalang oleh PKS, dan menjadikan daerah yang akan menyumbangkan suara.

Karena itu, langkah politiknya yang berziarah ke makam Gus Dur itu, sebagai langkah berani, dan strategis guna mendapatkan dukungan politik di tahun 2014, khususnya dari kalangan Nahdliyyin.

Kedatangan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta melakukan ziarah ke makam KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berada di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, nampaknya menjadi perhatian kalangan Nahdliyyin.

Anis Matta yang didampingi Abu Bakar al-Habsyi dan Mahfud Sidik, tak lupa melakukan "nyekar" (tabur bunga) diatas kuburan Gus Dur.

Karena, selama ini PKS, dicap sebagai kelompok yang anti "tahlil", bahkan Yeni Wahid, sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang melarang kader PKB, memilih PKS. Sebagian lainnya, dari kalangan NU,menuduh PKS sebagai kelompok Wahabi.

Rombongan Anis Matta ditemani langsung KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), selaku pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng.

Sebelumnya, kedua tokoh itu berdikusi atas film ‘Sang Kiai’ yang menceritakan perjalanan KH Hasyim Asy'ari dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Anis menilai film garapan Rako Prijanti memberikan pencerahan kepada generasi muda.

“Film ini sangat berhasil mengungkap sebagian sejarah yang belum diketahui publik, khususnya mengenai perjuangan KH Hasyim Asy'ari dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia," ulas Anis dalam rilis.

Atas hal tersebut, PKS secara khusus menghaturkan terima kasih kepada keluarga besar KH Hasyim Asy'ari yang mengizinkan pembuatan film berlatarbelakang sejarah perjuangan ulama besar itu.

Film sang Kiai ini mengisahkankan perjalanan hidup KH Hasyim Asy'ari pendiri NU. Perjalanan Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang ini, berjuangan di masa penjajahan Belanda.

Perjalanan melawan Belanda, KH Hasyim Asy'ari ini membuat Resolusi jihad pada 10 November 1945. Pada Momentum ini merupakan peristiwa penting dalam mengusir penjajahan Belanda di Indonesia. Untuk Resolusi Jihad ini sudah dibangukan monumen resolusi jihad yang berada di Kantor PCNU Bubutan, Surabaya.

Meskipun, selama ini Gus Dur, yang masih menjadi keturunan KH Hasyim Asy'ari itu, tidak menunjukkan seperti perjuangan yang dilakukan oleh kakeknya, tetapi menunjukkan kecenderungan lebih dekat kepada Barat, bahkan mempunyai hubungan yang sangat dekat kalangan Zionis-Yahudi, termasuk Gus Dur menjadi anggota Institute Simon Pheres di Tel Aviv, yang dipimpin Presiden Israel, Shimon Peres.

Gus Dur mendapatkan penghargaan dari tokoh Yahudi se-dunia, dan dianugerahkan di sebuah hotel mewah di California, yaitu penghargaan "Medal Of Velor" atas jasanya dalam menegakkan toleransi di Indonesia.

Gus Dur juga mendapatkan gelar dari Presiden SBY, sebagai "Bapak Plurarisme", sesudah meninggal. Gus Dur pula yang memberikan pengakuan agama Kong Hu Chu, masuk dalam Undang-undang,sehingga agama di Indonsia yang disyahkan UU, termasuk Kong  Ho Chu.

Sekarang, Anis Matta selama di Jawa Timur melakukan kunjungan ke kantong-kantong NU, seperti ke Sumenep, Pasuruan, dan  sejumlah pesantren lainnya, meskipun mendapat penolakan dari kalangan pesantren. af/hh/dbs

 


latestnews

View Full Version