JAKARTA (voa-islam.com) – Beberapa pengurus Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Senin (10/6) siang melakukan kunjungan silaturahim ke sekretariat Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) di Tebet, Jakarta.
Rombongan MMI terdiri dari Ustadz Muhammad Thalib (Amir MMI), Ustadz Abu Jibril, Ustadz Irfan S Awwas (Ketua Lajnah Tanfidziyah MMI), Muhammad Syawal (Panglima Laskar MMI) dan pengurus MMI lainnya. Mereka diterima langsung oleh Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Fahmi Salim (Wasekjen MIUMI), dan sejumlah wartawan media Islam yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
Sebagai pembuka, Ustadz Bachtiar Nasir menjelaskan sejumlah agenda dan program MIUMI selama setahun. “MIUMI memfokuskan masalah Syiah, liberalisme, dan sekularisme. Misi MIUMI adalah menjadikan Indonesia yang beradab. Selain menolak Syiah, menolak Missworld, MIUMI juga concern dengan masalah Suriah.
Sementara itu Ustadz Abu Jibril menyinggung soal sepak terjang Syiah di Indonesia dan Suriah, serta batalnya acara Tabligh Akbar “Banten Peduli Suriah” di Tangerang. Menurutnya, saat ini ulama yang membahas kebatilan Syiah masih sangat sedikit. MMI sendiri telah mengeluarkan fatwa yang berjudul “17 Sebab Kenapa Syiah itu Kafir.
MMI mengajak MIUMI untuk bergerak secara bersama-sama memperjuangkan syariah, sehingga diharapkan bisa saling menguatkan. MMI juga memberitahukan akan menggelar Kongres MMI di Majelis Zikir Az-Zikra Sentul-Bogor, Agustus 2013 nanti.
Ustadz Irfan S Awwas mengaku kagum dengan gerakan MIUMI yang memperjuangkan Islam secara intelektual. Misi MMI adalah menegakan syariat Islam di berbagai negara. Salah satu gerakan intelektual MMI adalah koreksi terjemahan Al Qur’an, dan telah berdialog dengan MUI dengan Departemen Agama. Tapi rupanya ada upaya untuk membendung sosialisasi koreksi terjemahan al Qur’an.
“Olah karena itu, gerakan jihad seharusnya bersatu padu dengan gerakan intelektual. Gerakan umat Islam itu bukan hanya gerakan kumpul-kumpul. Dalam perjalan sejarah, kita hanya menjadi catatan pinggir saja, dan yang selalu mendominasi opini dan otoritas kekuasaan selalu orang sekuler. Diharapkan, umat Islam jangan hanya kumpul di masjid-masjid atau sekedar berdiskusi, tapi juga punya hak ototitas di negeri ini, tegakan syariat islam.”
MMI juga mempertanyakan Pancasila sebagai dasar negara. MMI mengajak MIUMI dan gerakan Islam lainnya untuk berjihad, yakni berkata benar dihadapan penguasa zalim. [desastian]