JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua Pengajian Politik Islam (PPI) Harry Rachmad mengatakan selama ini ada pandangan politik haram masuk masjid. PPI hadir untuk memberikan edukasi, ilmu dan pencerahan tentang politik Islam. “Agar umat Islam tidak terus kalah,” ujarnya
Umat Islam, kata Harry, sering lupa bahwa kajian politik Islam juga dibahas dalam kitab-kitab fiqh. Kitab fiqh memang dimulai dengan thoharoh, tapi di bab-bab akhir kitab-kitab fiqh bicara tentang politik.“Jadi mungkin kita tidak tahu hingga banyak digembar-gemborkan Islam jangan dicampurkan dengan politik. Maka kajian ini adalah langkah awal membumikan Islam di bumi Indonesia,” tambahnya.
Pengajian Politik ini rencananya akan berlangsung tiap minggu, dipimpin oleh Ustadz Dr. Daud Rasyid dan Dr Fuad Amsyari. Dalam pengajian selanjutnya, Ustadz Daud akan membahas Kitab ‘Ahkamush Shulthaniyah’ karya Imam Mawardi. Rencananya, akan dihadirkan pula tiap pengajian, penceramah tamu baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pengajian politik Islam ini bertujuan untuk mengusung semangat mempererat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam menuju persatuan dan kejayaaan yang dibimbing oleh ulama dan zuama.
Empat komunitas muslim besar, seperti: Masjid Agung Al Azhar, Masjid Al Furqan Kramat Raya 45, Perguruan As-Syafiiyah dan Pesantren Al-Husnayain, berinisiatif menggelar pengajian akbar yang dimaksudkan sebagai ajang silaturahim sambil mendapatkan gambaran mengenai politik yang benar menurut kacamata Islam, demi tercapainya izzul Islam wal muslimin dan kehidupan berbangsa yang lebih makmur dan sejahtera. [desastian]