View Full Version
Rabu, 19 Jun 2013

HTI Solo Raya: Naiknya Harga BBM Akan Sengsarakan Rakyat

SOLO (voa-islam.com) - Ratusan massa aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Solo Raya melakukan aksi turun jalan untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menolak liberalisasi migas pada Minggu (16/6/2013) di Bundaran Gladak kota Solo, Jawa Tengah.  

Massa HTI Solo Raya melakukan aksi dengan longmarch dari depan Masjid Muslim Sriwedari hingga Bundaran Gladak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Mereka menolak keputusan Pemerintah Pusat yang menaikkan harga jual seluruh komponen BBM.

Ustadz Sarwidi Abu Naufal, Juru Bicara HTI Solo Raya dalam riliesnya menyampaikan, bahwa pemerintah memutuskan akan segera menaikkan harga BBM, kemungkinan pada kisaran Rp. 6.500/liter. Alasan utamanya, kata Ustadz Abu Naufal, untuk mengurangi beban subsidi yang dikatakan sudah sangat besar.

...Menurut pemerintah, dengan demikian BBM menjadi Rp. 6500/liter akan dihemat APBN sebesar Rp. 21 triliun. Pertanyaannya, apakah sedemikian gentingnya kondisi APBN kita sehingga subsidi harus segera dikurangi mengingat selama ini APBN tidak pernah terserap semua?...

Dalam APBN harus dikurangi mengingat besarnya subsidi itu telah mengurangi kemampuan pembiayaan kebutuhan lain yang dianggap penting, misalnya anggaran untuk infrastruktur 2013 yang hanya sekitar 200 triliun atau untuk sektor kesehatan yang hanya sekitar 30 triliun.

Benar bahwa secara nominal subsidi BBM naik pesat dari hanya Rp. 90 Triliun tahun 2005, menjadi 193 triliun pada tahun 2013, bahkan bila memasukan energi listrik yang didalamnya juga ada subsidi BBM, total akan mencapai Rp. 274,7 triliun.

Namun, membengkaknya subsidi BBM menjadi Rp. 300 triliun karena kuota 40 juta kilo liter pasti akan terlampai. Meski secara nominal subsidi terus meningkat, tapi secara prosentase, porsi subsidi BBM terhadap APBN hampir tetap.

...Tahun 2012 saja ada sisa Rp. 32,7 triliun. Jadi dari sisa anggaran tahun 2012 itu, tambahan subsidi BBM bisa ditutupi, bahkan masih tersisa Rp. 11,7 triliun...

“Menurut pemerintah, dengan demikian BBM menjadi Rp. 6500/liter akan dihemat APBN sebesar Rp. 21 triliun. Pertanyaannya, apakah sedemikian gentingnya kondisi APBN kita sehingga subsidi harus segera dikurangi mengingat selama ini APBN tidak pernah terserap semua?,” tanyanya.

“Tahun 2012 saja ada sisa Rp. 32,7 triliun. Jadi dari sisa anggaran tahun 2012 itu, tambahan subsidi BBM bisa ditutupi, bahkan masih tersisa Rp. 11,7 triliun,” imbuhnya.

Kebijakan Pemerintah menaikan harga BBM itu harus ditolak, karena ini adalah kebijakan dzalim yang pasti akan menyengsarakan rakyat. Hasil Sensus Ekonomi Nasional (SUSENAS 2010 menunjukan bahwa pengguna BBM 65 persen adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27 persen menengah, 6 persen menengah ke atas  dan hanya 2 persen orang kaya.

...Dari total jumlah kendaraan di Indonesia yang mencapai 53,4 juta (2010), sebanyak 82 persen diantaranya merupakan kendaraan roda dua yang nota bene kebanyakan dimiliki oleh kelas menengah kebawah. Ini menunjukan bahwa harga BBM akan menyengsarakan rakyat...

“Dari total jumlah kendaraan di Indonesia yang mencapai 53,4 juta (2010), sebanyak 82 persen diantaranya merupakan kendaraan roda dua yang nota bene kebanyakan dimiliki oleh kelas menengah kebawah. Ini menunjukan bahwa harga BBM akan menyengsarakan rakyat,” tegasnya.

Untuk itu, HTI Solo Raya menegaskan bahwa perjuangan untuk mengangkat taraf kehidupan rakyat yang layak harus dilipat gandakan, itulah bukti keimanan kita dihadapan Allah kelak dihari kiamat. Mengingatkan pemerintah bahwa tidak tepat menaikkan BBM ditengah kesulitan hidup seperti sekarang ini.

Kenaikan BBM tersebut justru bisa mendorong timbulnya gejolak sosial akibat tekanan ekonomi yang tak tertahankan oleh puluhan jiwa rakyat miskin. Dan gejolak itu bukan tidak mungkin akan berkembang menjadi semacam revolusi sosial sebagaimana telah terjadi di sejumlah negara Timur Tengah. [Khal-fah/ros]


latestnews

View Full Version