SOLO (voa-islam.com) – Rabu (26/6/2013) pagi, wartawan media Islam www.voa-islam.com biro Solo Raya mendapat informasi melalui pesan singkat dari wartawan media lainnya bahwa hari Rabu siang, Ansyad Mbai berada di Solo selama dua hari, Rabu dan Kamis.
Menurut informasi tadi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut pada hari Rabu akan mengadakan pertemuan dengan sejumlah pimpinan media massa se-Solo Raya sebelum mengadakan diskusi bersama jurnalis.
Setelah kroscek dengan beberapa kawan dari wartawan media massa lainnya, ternyata hal itu benar adanya. Dalam pertemuan tersebut, Ansyad Mbai tidak sendirian. Dari informasi yang berhasil dihimpun, Asnyad Mbai ditemani oleh Abdul Rahman Ayyub (mantan petinggi JI), Direktur Pencegahan dan Direktur Penindakan BNPT.
...Maaf mas, kalau tidak bawa atau gak punya undangan gak boleh masuk...
Awalnya, para wartawan mengira acara yang diadakan BNPT di RM Goela Kelapa komplek Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah dari jam 10.00 WIB hingga menjelang dhuhur tersebut berlangsung terbuka. Tapi, kenyataannya acara tersebut tertutup untuk warga dan awak media.
“Maaf mas, kalau tidak bawa atau gak punya undangan gak boleh masuk,” kata salah satu panitia yang menjaga di pintu masuk.
Karena tak diperbolehkan masuk, akhirnya wartawan www.voa-islam.com yang saat itu bersama dengan sejumlah wartawan lainnya tidak bisa mengikuti jalannya acara dan hanya menunggu diluar RM. Karena tak sabar menunggu, ada salah satu wartawan yang bertanya dan mencari informasi dari panitia dan sejumlah orang yang terlebih dulu ada di RM Goela Kelapa.
Dari informasi yang didapat, ternyata acara yang bisa dibilang sebagai "operasi senyap" BNPT tersebut dikhususkan dan hanya ditujukan bagi pimpinan media massa se-Solo Raya. Mulai dari media cetak, media online, media elektronik baik Radio dan Televisi.
...Maaf mas, ini hanya khusus untuk para pimpinan media saja. Selainnya tidak boleh masuk...
“Maaf mas, ini hanya khusus untuk para pimpinan media saja. Selainnya tidak boleh masuk,” tutur salah satu kawan wartawan menirukan panitia yang ditanya.
Ternyata, BNPT tidak hanya menggelar acara pertemuan dengan para pimpinan media massa se-Solo Raya. Pada hari Rabu malam harinya, BNPT juga mengadakan acara semacam talkshow di TATV Solo, salah satu TV lokal di Solo dengan menghadirkan empat pembicara.
Dalam talkshow berdurasi kurang lebih satu setengah jam tersebut, para pemateri yang tampil antara lain Abdul Rahmah Ayyub, salah satu tokoh umat Islam Solo, koordinator korban Bom Bali dan Ansyad Mbai sendiri. Hal ini sebagaimana informasi dari salah satu kawan mahasiswa yang turut hadir di studio TATV Solo.
...Iya mas. (Rabu -red) malamnya itu BNPT ngadakan diskusi tentang Deradikalisasi di studio TATV sekitar satu setengah jam. Yang ngisi acara empat orang tadi. Katanya mereka (BNPT -red) disini selama dua hari...
“Iya mas. (Rabu -red) malamnya itu BNPT ngadakan diskusi tentang Deradikalisasi di studio TATV sekitar satu setengah jam. Yang ngisi acara empat orang tadi. Katanya mereka (BNPT -red) disini selama dua hari,” ujar Dino (nama samaran) kepada voa-islam.com pada Jum’at (28/6/2013) siang.
Apa yang dilakukan BNPT dan Ansyad Mbai di Solo dengan mengumpulkan para pimpinan media massa se-Solo Raya? Apakah ini bentuk upaya BNPT untuk “menjinakkan atau merayu” media massa Solo Raya agar mau mengikuti settingan BNPT?
Settingan dan makar (tipu daya) yang dilakukan BNPT dalam memusuhi Islam melalui media massa dengan kedok perang melawan terorisme? Kita tunggu saja keberanian Ansyad Mbai melakukan “perang terbuka”. [Khalid Khalifah]