KLATEN (voa-islam.com) – Ratusan massa gabungan elemen ormas Islam Klaten yang terdiri dari FPI, FUI, MMI, KOKAM Muhammadiyah, JAT, MTA dan FKAM menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Rabu (26/6/2013) siang.
Kedatangan warga dan gabungan ormas Islam untuk menolak pembangunan gereja Griya Samadi di desa Rejoso, kecamatan Jogonalan, kabupaten Klaten yang telah meresahkan warga sekitar.
Tempat ibadah (gereja) yang menurut warga berstatus “liar” ini ditolak karena tidak mengantongi ijin dari warga setempat dan pejabat-pejabat terkait yang ada di kecamatan Jogonalan.
...Tadi saat aksi kawan-kawan juga meneriakkan yel-yel agar Kapolri mengganti Kapolres Klaten yang sekarang, dengan pejabat yang lainnya. Alasannya, karena Kapolres Klaten tidak bisa bersikap obyektif dalam kasus ini...
Selain menolak pembangunan gereja liar, para warga desa Rejoso kecamatan Jogonalan dan gabungan elemen umat Islam Klaten juga mendesak Kapolri Jendral Timur Pradopo untuk mencopot dan mengganti Kapolres Klaten.
Sebabanya, Kapolres Klaten AKBP Yohanes Ragil Heru Susetyo Sik, M.Hum disinyalir warga telah membela salah satu pihak dan membuat suasana tidak kondusif dalam kasus rumah yang kemudian dijadikan tempat ibadah tersebut.
“Tadi saat aksi kawan-kawan juga meneriakkan yel-yel agar Kapolri mengganti Kapolres Klaten yang sekarang, dengan pejabat yang lainnya. Alasannya, karena Kapolres Klaten tidak bisa bersikap obyektif dalam kasus ini,” kata Marno, pengurus JAT Klaten kepada voa-islam.com seusai aksi demo.
...Ada dugaan bapak Ragil Kapolres Klaten telah turut serta membuat suasana tidak kondusif terkait masalah ini. Sehingga masyarakat muslim marah dan pada akhirnya akan mengarah pada issue SARA...
Sementara itu, Komandan KOKAM Muhammadiyah Klaten, Ihsan dalam rilisnya yang dikirim kepada situs media Islam www.voa-islam.com menuturkan, jika Kapolres Klaten yang beragama Kristen itu tidak segera diganti oleh Kapolri, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik sosial yang lebih serius.
Tidak hanya konflik sosial yang dikhawatirkan oleh Ihsan, namun yang lebih diantisipasi dirinya yaitu terjadinya konflik yang lebih luas dan mengandung unsur SARA. Pasalnya, Kapolres Klaten tidak bisa bersikap netral dalam kasus pembangunan gereja liar Griya Samadi tersebut.
...Kami lintas ormas Islam memohon kebijaksanaan bapak selaku Kapolri untuk mengganti Kapolres Klaten dengan pejabat baru yang tidak memihak suatu agama tertentu...
Selain itu, pembangunan gereja liar yang telah melanggar SKB 2 Menteri tersebut seharusnya sudah di proses hukum oleh aparat kepolisian. Namun hingga para warga dan elemen Islam Klaten mengadakan aksi demo di Pemda Klaten, oknum gereja tersebut tidak tersentuh hukum sama sekali.
“Ada dugaan bapak Ragil Kapolres Klaten telah turut serta membuat suasana tidak kondusif terkait masalah ini. Sehingga masyarakat muslim marah dan pada akhirnya akan mengarah pada issue SARA,” ujarnya.
“Kami lintas ormas Islam memohon kebijaksanaan bapak selaku Kapolri untuk mengganti Kapolres Klaten dengan pejabat baru yang tidak memihak suatu agama tertentu,” imbuhnya. [Khalid Khalifah]