View Full Version
Rabu, 03 Jul 2013

Koalisi Alibaba - Jenderal Wiranto dan Hary Tanoe

Jakarta (voa-islam.com) Sukses dengan menggandengkan Jokowi-Ahok menjadi gubernur dan wakil gubernur, sekarang tak tanggung-tanggung Partai Hanura mengerek pasangan Jenderal Wiranto-Hary Tanoesudibjo.

Memang, di zaman Soekarno dulu dikenal dengan apa yang disebut "Ali-Baba", di mana orang-orang cina di Indonesia dibatasi aktivitas ekonomi oleh Soekarno, maka orang cina menggunakan pribumi mengelola usaha, tetapi sejatinya orang pribumi itu, tak lain mereka hanyalah menjadi "jongos" cina, dan pemilik usaha yang sejati adalah cina.

Di era demokrasi ini, sudah nampak dengan jelas, mulai dari pemilihan gubernur DKI Jakarta, di mana gabungan antara pribumi dengan keturunan cina, menampilkan Jokowi-Ahok, dan sukses memenangkan pilgub di Jakarta.

Sekarang sedang diuji-coba, koalisi atau koasi antara pribumi dengan keturunan cina, yaitu Jenderal Wiranto-Hary Tanoesudibjo. Namun, keputusan menjadikan capres-cawapres Hanura, yaitu Wiranto dan Hary Tanoe itu, menimbulkan kereretakan di internal Hanura.

Seperti  yang diperlihatkan salah satu tokoh Hanura, Fuad Bawazier menolak pencalonan Wiranto-Hary Tanoe. Namun, Ketua DPP Hanura Erik Satya Wardana menanggapi protes Fuad Bawazier terkait deklarasi Wiranto-Hary Tanoesudibjo (HT). Dia menegaskan deklarasi keduanya sudah didukung penuh oleh seluruh DPD Hanura.

"Sudah disetujui oleh seluruh DPD. Tapi apakah itu mekanisme (deklarasi -red) melanggar AD/ART, perlu saya cek dulu," kata Erik saat dihubungi, Rabu (3/7/2013).

Erik mengaku sebagai salah satu pihak yang mengusulkan HT sebagai cawapres bagi Wiranto. Usulan itu kemudian dibahas di pembekalan caleg Hanura yang dihadiri oleh perwakilan DPD Hanura se-Indonesia.

Mengenai protes Fuad, Erik menilai hal itu sebagai hal yang wajar. Dia merasa dinamika di suatu parpol adalah hal yang biasa.

"Ini kan namanya organisasi, dinamika itu pasti ada, tapi kan itu keputusan partai," ujar pria yang juga Ketum Gema Hanura ini.

Erik juga menampik anggapan pergantian Yudi Chrisnandi dari posisi Ketua Bappilu Hanura adalah untuk memuluskan jalan HT menjadi cawapres. "Itu tidak ada kaitannya. Pergantian itu keputusan DPP," tuturnya.

Menjelang pemilu semakin dekat, semakin nampak sikut-sikutan diinternal berebut kekuasaan yang dapat meningatkan syahwat dan adrinalin para petinggi partai yang haus kekuasaan itu.

Tentu, Hary Tanoe yang pernah berada di Nasdem yang kemudian hengkang, memiliki "bargaining" (nilai tawar)  yang kuat, karena Hary Tanoe sebagai "raja media", dan sangat penting bagi Hanura, terutama menjelang kampanye pemilu legislatif dan presiden. Selain itu, isteri Hary Tanoe juga aktive dalam acara "miss world". af/inlh.


latestnews

View Full Version