JAKARTA (voa-islam.com) - Halal Watch sebagai lembaga nirlaba yang mengamati, mengontrol perkembangan dan industri pangan halal, mengaku prihatin dengan kondisi umat Islam yang belum sepenuhnya sadar dengan makanan halal. Kabarnya, kita justru lebih nyaman untuk menikmati makanan halal di Singapura, ketimbang di negeri sendiri. Karena adanya aturan yang mengatur tentang produk halal.
“Itulah sebabnya kami terus berupaya melakukan kampanye peduli halal di sekolah-sekolah, majelis taklim, maupun seminar-seminar, termasuk di social media. Salah satu agenda utama Halal Watch adalah mengadakan wisata kuliner halal, baik di mall-mall dan di tempat keramaian lainnya.”
Yang dilakukan Halal Watch adalah mendatangi pengelola rumah makan untuk memberikan pencerahan tentang halal, baik dari sisi fiqih maupun pangan. Sangat disesalkan, jika ada restoran yang mencantumkan label halal, tapi bahan masakannya tidak halal.
“Setelah kami beri penyadaran, pengelolanya justru malah membuang label halalnya,” kata Ketua Umum Halal Watch Rachmat OS Halawa, yang didampingi oleh Prima Wontada, wakil ketua Halal Watch.
Dari hasil pemantauan Halal Watch, ada beberapa resto di mall-mall Jakarta tidak terjamin kehalalannya. Rachmat menyebut mall tersebut sepeti Sentral Park (dari 72 resto hanya 5 bersertifikat halal), Citos (dari 33 resto hanya 1 yang bersertifikat), Pondok Indah Mal (dari 68 resto hanya 5 bersertifikat), Gandaria City (dari 93 resto hanya 5 bersertifikat), Plaza Semanggi (hanya 4 bersertifikat), Senayan City (5 bersertifikat).
“Pihak pengelola resto mengaku omzetnya meningkat jika terdapat label atau bersertifikat halal. Uniknya, kita justru lebih nyaman untuk menikmati makanan halal di Singapura, ketimbang di negeri sendiri.”
Tetap Kritisi LPPOM MUI
Ketika disinggung soal kehadiran badan halal NU, Halal Watch mengaku tidak ikut-ikutan dalam dukung mendukung posisi lembaga sertifikasi halal. Bagi Halal Watch terpenting adalah adalah adanya jaminan produk halal yang beredar di Indonesia.
"Halal Watch tidak berpihak pada siapapun. Halal Watch hanya menginginkan adanya jaminan produk halal yang beredar di Indonesia," kata Ketua Halal Watch Rochmat OS Halawa saat menjawab pertanyaan wartawan soal posisi lembaga sertifikasi halal dalam jumpa pers di Jakarta, Ahad (30/6/2013) lalu.
Menurut Rochmat, lembaga sertifikasi halal itu bernaung di bawah lembaga apapun sepanjang bermanfaat bagi kemaslahatan umat akan didukung. "Kita tidak aliansi dengan siapapun. Independen. LPPOM kalau harus dikritisi ya (kami) kritisi," tandas Rochmat.
Halal Watch bukan hanya memantau produsen dan memberi kesadaran bagi konsumen tentang produk halal, tapi juga memberi masukan sekaligus mengkritisi LPPOM MUI jika ada yang perlu dikritisi. [desastian]