JAKARTA (voa-islam.com) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak masyarakat Indonesia untuk peduli atas penderitaan muslim Rohingya di Myanmar. Kondisi pengungsian di bagian provinsi Rakhine, misalnya, dinilai masih memprihatinkan dan butuh hunian yang layak.
Seperti diketahui, hingga saat ini warga muslim Rohingnya menderita pasca konflik berkepanjangan.“Dengan wakaf Rp 427 ribu, masyarakat sudah bisa membangun 1 shelter bagi warga Rohingya,” kata Doddy Cleveland, Director of Global Humanity Response ACT pada acara Media Gathering ACT di Menara 165 lantai 11, Jakarta Selatan, Selasa (02/07) siang.
Presiden ACT Ahyuddin mengatakan, “Bangkit dan peduli, Ramadhan for Humanity”, menjadi tema ACT dalam menyambut dan mengisi Ramadhan 1434 Hijriyah. “Kami ingin mengajak masyarakat menjadikan Ramadhan ini sebagai momentum agar bermanfaat bagi orang lain,” jelas Doddy.
Insya Allah, Ramadhan tahun ini, ACT berencana mengirim kembali relawan kemanusiaan ke Rohingya, Myanmar pada 12 Juli 2013 mendatang. Misi ACT ke Rohingya adalah meneruskan pembangunan shelter yang layak huni untuk para pengungsi Muslim Rohingya. Rencananya ACT akan membangun 100 shelter dari 1000 shelter yang direncanakan. Namun Saat ini ACT baru membangun 300 shelter.
Selain membangun shelter, ACT juga akan melakukan pelayanan medis kepada pengungsi Rohingya. Namun, ACT tidak akan membawa tenaga medis asal Indonesia. “Setiap dokter dari negara lain yang hendak melakukan praktek medis di Myanmar, harus mengantongi izin dari pemerintah Myanmar.Untuk seorang dokter Indonesia mengurus izin itu harus mengeluarkan uang 5000 Dollar AS," jelas Doddy.
Untuk menyiasati ini, ACT akan mengandeng dokter-dokter yang berasal dari Myanmar. Pada kesempatan ini pula ACT akan membagi-bagikan bingkisan Lebaran kepada pengungsi Muslim Rohingya.
Sementara itu, Imam Akbari, Senior Vice President ACT mengatakan selain program peduli Rohingya, pada Ramadhan 1434 ini ACT memiliki program-program kemanusiaan lainnya. Seperti pemberian takjil (buka puasa) dan sahur di daerah perbatasan, sedekah busana Muslimah di daerah terpencil, pasar murah, renovasi mushalla kumuh, dan sebagainya.
Selain ke Myanmar, ACT juga telah mengirim empat tim ke Suriah. Sebelumnya juga menerjukan timnya ke Gaza dan membantu bencana kelaparan di Somalia. Sepanjang 2010-2012, ACT mencatat, 260 ribu tewas karena kelaparan, separuhnya anak-anak. Sedangkan di dalam negeri, ACT mencatat tak sedikit bencana nasional tengah berlangsung. Mulai dari banjir, gempa bumi, tanah longsor, puting beliung, hingga krisis air bersih. [desastian]