KLATEN (voa-islam.com) – Warga muslim desa Rejoso dan gabungan elemen umat Islam dari Jogja, Klaten dan Solo menyerukan serta mendesak aparat penegak hukum untuk secepatnya menindak para provokator dan pendukung gereja ilegal Griya Samadi.
Gabungan elemen umat Islam yang terdiri dari FPI, FUI, MMI, KOKAM Muhammadiyah, JAT, MTA dan FKAM ini, menyampaikan tuntutan tersebut saat APEL SIAGA 1 guna mencegah rencana peresmian gereja ilegal Griya Samadi di dukuh Rejoso Rt. 02/Rw. 06 desa Rejoso kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten Jawa Tengah pada Selasa (2/7/2013) sore.
“Siapa saja yang menjadi provokator dengan tetap berdirinya gereja ilegal Griya Samadi di desa (Rejoso -red) ini, aparat penegak hukum harus segera menangkap dan menindaknya,” kata salah satu orator dalam APEL SIAGA 1 sore itu.
...Siapa saja yang menjadi provokator dengan tetap berdirinya gereja ilegal Griya Samadi di desa (Rejoso -red) ini, aparat penegak hukum harus segera menangkap dan menindaknya...
Tak peduli apakah itu dia orang biasa, pejabat pemerintahan daerah ataupun pusat, aparat penegak hukum, dan lain-lainnya, jika mereka itu terbukti telah mendukung adanya gereja ilegal Griya Samadi, maka umat Islam di Klaten menuntut dan mendesak pihak berwenang untuk menindaknya.
Sebagaimana telah diketahui bersama, GREGORIUS UTOMO atau yang akrab disapa Romo Tomo, pemilik gereja ilegal Griya Samadi mempunyai jalur dan jaringan yang luas baik di dalam maupun di luar negeri. Di desa Rejoso saja, Romo Tomo dapat dukungan dari Sekdes desa Rejoso yang juga beragama Kristen.
Sedangkan di tingkat kabupaten, oknum Pemda Klaten dan Kapolres Klaten AKBP Yohanes Ragil Heru Susetyo juga disinyalir memberikan dukungannya terhadap gereja ilegal Griya Samadi.
...Dan siapapun, yang mendukung adanya gereja ilegal Griya Samadi ini harus ditindak. Kita tau, Menhan Purnomo Yusgiantoro sore ini berencana meresmikan gereja ilegal ini. Kalau nanti dia mau masuk, kita buat pagar betis agar dia gak bisa masuk...
Bahkan dengan memanfaatkan jabatanya, Kapolres Klaten beragama Kristen tersebut hendak mengganti seluruh jajaran Polsek Jogonalan yang mendukung upaya penolakan warga muslim terhadap gereja ilegal tersebut.
Sementara itu, ditingkat nasional, ternyata Romo Tomo mendapat dukungan dari Menhan RI Purnomo Yusgiantoro. Hal ini nampak ketika Menteri beragama Katolik itu dengan susah payah datang dari Jakarta menuju Klaten hanya untuk meresmikan gereja ilegal Griya Samadi.
“Dan siapapun, yang mendukung adanya gereja ilegal Griya Samadi ini harus ditindak. Kita tau, Menhan Purnomo Yusgiantoro sore ini berencana meresmikan gereja ilegal ini. Kalau nanti dia mau masuk, kita buat pagar betis agar dia gak bisa masuk,” seru orator tersebut kepada gabungan elemen umat Islam.
...Perlu diketahui, Menhan ini beragama Katolik. Kita tidak peduli meskipun dia seorang Menteri. Jika melanggar SKB 2 Menteri tentang pendirian tempat ibadah, maka kita lawan...
“Perlu diketahui, Menhan ini beragama Katolik. Kita tidak peduli meskipun dia seorang Menteri. Jika melanggar SKB 2 Menteri tentang pendirian tempat ibadah, maka kita lawan. Kristen adalah agama penjajah negeri ini, maka sudah sepatasnnya kita melawan agama penjajah. Kita tidak mau desa (Rejoso –red) ini juga dijajah,” imbuhnya.
Untuk diketahui, dalam Surat Kepala DPU Kabupaten Klaten tertanggal 18 Juni 2013 Nomor : 503 / 1472 / 17 tentang Pemberhentian Kegiatan Pembangunan, Pemda Klaten menyatakan bahwasanya Griya Samadi melanggar hukum dan akhirnya disegel Satpol karena tidak ada IMB-nya. Warga Klaten pun siap mengawal Satpol PP untuk merobohkan gereja ilegal Griya Samadi.
Selain itu, Griya Samadi juga melanggar ketentuan Bab VII Pasal 56 Ayat ( 1 ) jo Bab X Pasal 60 Ayat ( 1 ) dan ( 2 ) Perda Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung yang menimbulkan gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. [Khalid Khalifah]