JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam press release yang diterima sejumlah jurnalis media Islam di Gedung Dewan Dakwah di Kramat Raya, Pimpinan Pusat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (PP DDII) menyatakan dukungannya terhadap International Islamic Coordination Council (IICC) yang telah menggelar Muktamar “Sikap Ulama Umat Terhadap Konflik Suriah.”
Bersamaan dengan itu, Sekretaris Umum DDII Ustadz Abdul Wahid Alwi dan sejumlah pengurus DDII menerima tamu dari Suriah untuk mengabarkan tentang perkembangan konflik Suriah terkini. Kepada wartawan, Ustadz Abdul Wahid Alwi yang juga anggota Forum Indonesia Peduli Suriah mengatakan, DDII menyatakan dukungannya terhadap mujahidin Suriah, dan mengecam kebrutalan yang dilakukan Rezim Bassar Assad terhadap rakyat Suriah.DDII juga menyatakan dukungannya terhadap hasil muktamar ulama sunni di Kairo dalam menyikapi konflik Suriah.
Seperti dilaporkan Ihsan Zainuddin, Mahasiswa Indonesia di Mesir, Acara yang berlangsung di Kairo Mesir ini, 13 Juni 2013 lalu, dihadiri oleh lebih dari 500 tokoh dan ulama Ahlisunnahwaljamaah dari 50 negara yang masing-masing berafiliasi kepada 65 organisasi dan yayasan Islam di dunia, seperti IUMS (Persatuan Ulaama Sedunia) dibawah pimpinan Dr. Yusuf Qaradhawi, Ittihad ‘Alami Lidhuat (Ikatan Dai Internasional) yang diketuai oleh Dr. Mohammad Al-Areefi, Rahabithah Ulama Muslimin (Ikatan Ulama Muslimin) yang diketuai oleh Syaikh Al-Amin Alhajj, Rabithah Alam Islamy, Persatuan Internasional Ulama Al Azhar, Ikatan Ulama Muslim Suriah dan sebagainya.
Ulama Ahlisunnahwaljamaah ini berkumpul untuk menyatukan sikap terhadap konflik Suriah yang sudah berlangsung kurang lebih satu setengah tahun. Mereka memandang perlunya persatuan umat Islam Sunni dalam melawan kepentingan Syiah di negeri Syam, Suriah. Apalagi, belakangan ini, campur tangan Hizbullah di Libanon dan Iran (bersekte Syiah) sudah sangat terang benderang membantu rezim pemerintah Suriah Bassar Asad yang berlairan Syiah.
Beberapa ulama dan dai dari Indonesia juga turut serta dalam muktamar di Kairo tersebut. Mereka adalah Ustadz Harman Tajang, Lc (Anggota Ikatan Ulama Muslimin dan dosen STIBA Makassar), Dr. Zain An-Najah (DDII), dan Ustadz Farid Ahmad Okbah (inisiator MIUMI dan pakar Syiah Indonesia).
Pada sesi pembukaan muktamar, sambutan Grand Syaikh Al-Azhar dibacakan oleh Dr. Hasan Syafi’I, yang mewakili Syaikh Dr. Ahmad Tayyib yang berhalangan hadir. Al Azhar secara tegas menolak eksistensi rezim Bassar Asad yang hingga kini terus membunuh rakyat Suriah yang notabene kaum muslimin Sunni.
Disela-sela muktamar, ditayangkan film documenter bertajuk “Menyingkap Tabir Konflik Suriah”. Dalam film ini diperlihatkan sejumlah aksi brutal dan kekejaman tentara dan pasukan Bassar Assad dalam membunuh kaum muslimin Sunni serta campur tangan Iran dan Hizbullah dalam tragedi tersebut.
Seusai pembukaan muktamar para ulama yang mengikuti workshop (sidang komisi) untuk membicarakan lebih lanjut teknis terkait upaya bantuan atas konflik yang melanda kaum muslimin di Suriah.
Juga dilaporkan, muktamar ini melahirkan 11 butir resolusi terkait konflik di Suriah: